Depokrayanews.com- Sebanyak 250 orang anggota Bhayangkari Mako Brimob Kelapa Dua, Kota Depok mengikuti program deteksi dini kanker serviks yang diselenggarakan Kantor BPJS Kesehatan, Cabang Kota Depok, Kamis (13/7/2017).
Acara itu sekaligus menandai pelaksanaan program Bulan Deteksi Dini Kanker Serviks bagi peserta JKN-KIS untuk wilayah Kota Depok.
Bulan Deteksi Dini Kanker Serviks itu dilakukan serentak di seluruh Indonesia sejak 13 Juli sampai akhir Juli 2017.
Di Depok acara pembukaan Bulan Deteksi Dini Kanker Serviks dipusatkan di Satkes Mako Brimob Kelapa Dua. Depok. Hadir pada acara itu Kabidkesjas Korbrimob Polri , AKBP dr. Fredy Worang , dan dr Mutia Prayanti Errufana. Sedangkan dari BPJS Kesehatan Kota Depok hadir
Kabid Penjaminan Manfaat Primer BPJS Kesehatan Kota Depok, Indrianti Wakhyuni dan Kabid SDM, Umum dan Komunikasi Publik Didi Triyana
Pada kesempatan itu, Didi Triyana membacakan sambutan direksi BPJS Kesehatan.
Bulan Deteksi Dini Kanker Serviks itu dilaksanakan dalam rangka memperingati hari ulang tahun (HUT) BPJS Kesehatan ke 49.
Kegiatan ini sengaja dilaksanakan sebagai bentuk dukungan BPJS Kesehatan terhadap Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang fokus pada upaya promotif preventif, terutama terhadap peserta JKN-KIS
Sebelum menjalani pemeriksaan kanker serviks, amggota bhayangkari mengikuti seminar kesehatan tentang deteksi dini kanker serviks yang disampaikan dr Mutia Prayanti.
Menrut Mutia, di Indonesia 20 perempuan meninggal setiap hari karena kanker serviks. “Kanker serviks merupakan kanker pembunuh perempuan nomor 1 di Indonesia,” kata Mutia.
Dikatakan, tingkat kesadaran perempuan untuk memeriksakan diri sedini mungkin masih perlu ditingkatkan. “Kalau ada artis atau publik figur yang menjadi korban kanker serviks, baru rame yang periksa,” kata Mutia
Penyebab kanker serviks itu antara lain hubungan seks di usia muda, pasangan seks lebih dari satu, infeksi menular seksual, merokok, kehamilan yang sering dan penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang,
Kabid Penjaminan Manfaat Primer BPJS Kesehatan Cabang Kota Depok, Indrianti Wakhyuni mengatakan, kanker serviks itu umumnya baru terdeteksi ketika sudah stadium lanjut, di mana proses pengobatan yang harus dilakukan menjadi lebih sulit dan biaya pengobatannya pun menjadi lebih mahal.
“Sebenarnya, dibanding kanker lain, kanker serviks paling mudah dicegah dan dideteksi. Caranya, ya dengan melakukan deteksi dini dan pemberian vaksinasi,” kata Nuni, panggilan Indrianti Wakhyuni
Karena itu Nuni mengimbau seluruh peserta JKN-KIS untuk melakukan deteksi dini di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) atau sarana penunjang lain yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
“Layanan pemeriksaan IVA atau papsmear dijamin oleh BPJS Kesehatan, sehingga peserta JKN-KIS tidak perlu khawatir dengan biayanya,” kata Nuni.
Berdasarkan data peserta BPJS Kesehatan, secara nasional tahun 2016, jumlah kasus kanker serviks di tingkat pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan (RJTL) mencapai 12. 820 kasus dengan total biaya Rp 87,1 miliar. (and)
Comment