Depokrayanews.com- Mau liburan ke mana akhir pekan ini? Tidak perlu jauh-jauh karena macet di mana-mana.
Di pinggir Situ Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, tepatnya di halaman Joglo Nusantara, ada pertunjukan Situ Jazz pada Sabtu (25/11/2017) dari siang sampai malam. Pagelaran ini merupakan pilihan yang tepat untuk melepas penat.
Ini merupakan pagelaran jazz pertama di pinggir situ. Sejumlah musisi jazz yang tinggal di Depok akan tampil memukau di atas panggung terapung.
“Panggung terapung ini sengaja kita bangun untuk pertunjukan seni budaya, termasuk musik jazz,” kata Heri Gonku, pemilik Joglo Nusantara kepada depokrayanews.com, Jumat (24/11/2017).
Pagelaran Situ Jazz ini, kata Heri, merupakan rangkaian dari acara pre launching Kampoong in the Garden (KIG) yang dikembangkan di sekitar Situ Pengasinan.
Sejumlah musisi dan group musik jazz yang dipastikan hadir adalah Mahagenta, Raga Jazz, Jam Setion dan UE. Yang terakhir ini adalah group musik jazz yang personilnya sebagian besar dosen-dosen sekolah musik, termauk diantaranya ada personil dari Krakatau Band.
Selain musik jazz, ada pembacaan puisi oleh Iis Rodinda dari Komunitas Indonesia Bersatu.
William Matakena, koordinator pagelaran Situ Jazz mengatakan, apresiasinya kepada sejumlah musisi jazz yang bersedia tampil.
“Mereka rata-rata orang Depok, tapi selama ini jarang main musik di Kota Depok,” kata Matakena.
Pagelaran Situ Jazz itu, kata dia, sebagai salah satu bentuk syukur kepada alam yang sudah banyak memberi dan menjadi bagian dari kehidupan.
Pemilihan musik jazz, kata Matakena, karena jazz musik klasik yang sangat dekat dengan alam. “Musik jazz itu tidak membutuhkan power yang besar, sehingga alam pun tidak terusik dengan suara yang hingar bingar,” kata vokalis musik jazz itu.
Acara dengan tema Cinta Air Tanah-Cinta Tanah Air itu akan dihadiri para penggiat lingkungan, komunitas hijau, alumni ITB, UI dan para pejabat Pemerintah Kota Depok
Menurut Matakena, Indonesia sangat kaya akan jenis musik yang tidak dimiliki negara lain.
Semua musik yang hadir dari keragaman budaya nusantara lahir dari hasil kontemplasi yang paripurna terhadap alam.
“Suara seruling bambu akan membawa seluruh memori kita kepada sawah dan seluruh kegiatan pertanian,” kata Matakena.
Sayangnya sebagian pemusik Indonesia cenderung mengembangkan kegiatan kesenian mereka berkiblat ke luar negeri yang tidak memiliki pijakan budaya bangsa dan semangat religius. (red)
Comment