Depokrayanews.com- Wabah penyakit difteri kini mengancam seluruh provinsi di Indonesia, termasuk Kota Depok.
Penyakit mematikan yang disebabkan bakteri berbahaya tersebut, sudah menelan korban jiwa terutama anak-anak. Namun hanya sedikit warga yang mengetahui tentang jenis penyakit ini.
Di Depok, 4 orang dinyatakan positif terserang difteri, 1 orang kemudian meninggal dunia.
Data Kementerian Kesehatan, tercatat 95 kabupaten dan kota di 20 provinsi dilanda wabah difteri, dan hingga Desember ini total ada 622 kasus.
Dari jumlah tersebut, 32 penderita meninggal dunia. Terbanyak di Jawa Barat yaitu 10 orang meninggal dunia. Sedangkan di DKI Jakarta difteri telah menelan korban jiwa dua orang.
Kementerian Kesehatan telah menetapkan KLB (Kejadian Luar Biasa) Difteri, yang harus cepat ditanggulangi.
Rencananya, akan dilakukan ORI (outbreak response immunization) atau imunisasi serentak di Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat pada Senin (11/12/2017) besok.
ORI itu akan dilaksanakan 3 putaran dengan sasaran anak usia 1 – di bawah 19 tahun dengan interval 0 – 1 – 6 bulan dengan ketentuan pemberian vaksin sebagai berikut
1. DPT-HB-Hib untuk anak usia 1 tahun sampai dengan 5 tahun.
2. DT untuk anak usia 5 tahun sampai dengan 7 tahun
3. Td untuk anak usia 7 tahun sampai dengan 19 tahun.
Kementerian kesehatan sudah mengeluarkan surat edaran yang mempertegas bahwa semua logistik untuk kegiatan ORI akan disiapkan oleh kementerian kesehatan..
Tapi untuk biaya operasional ditanggung oleh pemerintah daerah masing-masing.
Sejumlah pakar kedokteran menyebutkan, difteri sebetulnya penyakit lama yang sudah ada penangkalnya, yaitu vaksin DPT (difteri, pertusis dan tetanus). Penyakit ini pernah mewabah pada tahun 2009. Penyakit ini cepat menular sehingga penderitanya kerap diisolasi.
Mewabahnya penyakit mematikan ini, selain disebabkan cepatnya penularan bakteri corynebacterium diptheria penyebab difteri, juga karena minimnya pengetahuan warga.
Mereka menganggap anggota keluarga yang terkena penyakit ini hanya flu, radang tenggorokan atau demam biasa karena ciri-ciri atau gejala serangan mirip dengan flu. Warga lebih mengenal penyakit DBD ketimbang difteri.
Pemicu lainnya, banyak warga yang enggan membawa anaknya melakukan vaksinasi dengan berbagai alasan.
Padahal imuninasi sangat penting guna menangkal serangan bakteri corynebacterium diptheria. Apalagi penularan difteri sangat cepat. Penularan yang paling sederhana, menghirup udara saat penderita bersin atau batuk penderita difteri.
Ancaman wabah difteri kini menakutkan warga. Baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus cepat bertindak.
Aparat kelurahan, RT serta RW segera terjunkan guna melakukan pencegahan serta deteksi dini.
Gencarkan sosialisasi pentingnya imunisasi, pengetahuan tentang gejala penyakit serta metode penularan, supaya warga waspada serta cepat bertindak bila ada keluarga yang terserang difteri.(red)
Comment