by

Ini Cara HKTI Melakukan Regenerasi Petani

Ketua Umum HKTI Moeldoko (tengah) foto bersama Ketua Umum Pemuda Tani HKTI dan Perempuan Tani HKTI.
Ketua Umum HKTI Moeldoko (tengah) foto bersama Ketua Umum Pemuda Tani HKTI dan Perempuan Tani HKTI.

DepokRayanews.com- Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mangatakan, inovasi-inovasi untuk mengembangkan teknologi pertanian akan menarik minat pemuda zaman now

Langkah dan terobosan seperti itu dapat menjadi salah satu solusi untuk melakukan regenerasi petani.

Sebagai contoh, HKTI telah mengembangkan pesawat drone untuk pertanian. Drone ini, antara lain, berfungsi untuk pemupukan dan penyemprotan pestisida pembasmi hama tanaman.

“Hal-hal inovatif inilah yang akan dilakukan anak muda untuk sektor pertanian. Biarkan mereka melampiaskan kreativitasnya untuk pertanian. Nanti, mereka akan mencintai pertanian,” kata Moeldoko pada acara pelantikan Dewan Pimpinan Nasional Pemuda Tani HKTI dan Perempuan Tani HKTI di sekretriat DPN HKTI, Jl Cokroaminoto, Jakarta Pusat. Rabu(10/1/2018) malam.

Menurut Moeldoko, pelantikan DPN Pemuda Tani HKTI dan Perempuab Tani HKTI adalah bentuk komitmen HKTI untuk turut melibatkan perempuan dan pemuda secara aktif dalam bidang pertanian.

“Kondisi regenerasi pertanian di Indonesia cukup mengkhawatirkan,” kata Moeldoko.

Acara pelantikan tersebut berlangsung meriah meski dalam suasana dan ruangan yang sederhana. Menurut Moeldoko, acara demikian memang tidak perlu diadakan secara wah dan besar-besaran karena yang lebih penting adalah bagaimana organisasi tersebut dapat melaksanakan program-programnya secara baik dan sukses. “Apalagi dalam kondisi sekarang, acara pelantikan tidak harus diadakan besar-besaran, cukup kita laksanakan di sekretriat sendiri,” tutur mantan panglima TNI itu kala memberi pengarahan kepada pengurus HKTI dan panitia.

Hadir dalam acara pelantikan tersebut perwakilan dari Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, serta perwakilan Kedubes Belanda. Tampak pula sejumlah tokoh masyarakat seperti Murdaya Po dan utusan-utusan organisasi kepemudaan.

“Hari ini hari yang sangat membahagiakan. Di sini tonggak tantangan bagi generasi muda, petani, dan perempuan tani saya tancapkan, karena ini menjadi tantangan nasional bagi para pemuda-pemudi tani saat ini,” ujar Moeldoko.

Ia mengatakan saat ini masih banyak orang yang meragukan petani muda. “Sebagian dari kita ada yang menanyakan masih adakah petani muda yang ingin turun ke tanah untuk bertani. Melalui tonggak sejarah inilah saya ingin memberikan sebuah kepastian masa depan bahwa petani muda masih bisa diandalkan,” tegas Moeldoko.

Moeldoko berharap setelah pelantikan ini akan terjadi konsolidasi yang baik dari semua level organisasi HKTI, dari tingkat pusat hingga desa.

“Ini kan hanya pelantikan di level DPN, tapi yang jauh lebih penting adalah melakukan konsolidasi dari tingkat kabupaten, kecamatan, sampai di desa,” ujar Moeldoko.

“Kalau mereka sebagai anggota HKTI di bawah, dia akan mengusulkan ke atas. Tugas kami adalah berkoordinasi dengan kementerian agar usulan bisa direalisasi,” tambahnya. 

Pemuda Tani dan Perempuan Tani merupakan organisasi sayap HKTI. Ketua Umum Pemuda Tani adalah Rina Saadah Adisurya sedangkan Ketua Umum Perempuan Tani HKTI adalah Dian Novita.

Moeldoko menuturkan bahwa tugas kedua organisasi sayap HKTI ini adalah mengupayakan proses regenerasi petani berjalan. Selain itu, juga memaksimalkan peran perempuan di sektor pertanian.

“Mereka akan melakukan segala upaya agar pemuda kembali meminati sektor pertanian. Inovasi-inovasi untuk mengembangkan teknologi pertanian akan menarik minat pemuda zaman now,” kata Panglima TANI ini.

Seperti diketahui, kondisi regenerasi petani Indonesia mengkhawatirkan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, jumlah petani muda di Indonesia saat ini 3.359.587 dan tiap tahun terus berkurang. Sementara luas lahan pertanian saat ini 7,78 juta hektar.

Berarti harus bertani secara modern kan? HKTI harus memperkenalkan modernisasi dunia pertanian, yaitu adaptif terhadap kemajuan teknologi pertanian namun tetap menjaga kekhasan budaya bangsa Indonesia,” kata Moeldoko.

Namun secara umum jumlah petani sebenarnya masih cukup banyak. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa jumlah petani pada 2013 sebanyak 31,7 juta orang. Jumlah usaha rumah tangga petani pada 2013 hanya 26,14 juta. “Sebenarnya secara kuantitas masih besar, tinggal bagaimana kapasitasnya ditingkatkan,” ujar Moeldoko.

Pada kesempatan itu Rina Saadah Adisurya mengatakan, Pemuda Tani memiliki komitmen menyukseskan program HKTI untuk mempercepat proses revitalisasi sektor pertanian Indonesia. Antara lain melalui sinergi yang kuat antara petani, permodalan, industri, dan pasar.

“Hanya melalui sinergi yang kuat, pemerintah dapat melindungi petani Indonesia secara terencana dan berkesinambungan,” tutur Rina.

Sementara Ketua Umum Perempuan Tani Indonesa HKTI,  Dian Novita Susanto menyatakan, perempuan adalah pihak yang ikut berjasa pada proses budidaya pertanian tradisional. Kondisi ini ditandai dengan peran aktif perempuan dalam mengembangkan budidaya pertanian melalui keterampilannya.

“Perempuan turut andil mengembangkan pertanian. Di samping peran utama perempuan dalam pengambilan keputusan rumah tangga,” ujar Dian sambil menambahkan organisasinya siap menjawab tantangan ketua umum HKTI. (red)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *