DepokRayanews.com- Ternyata di luar negeri sana banyak sekali anak-anak muda Indonesia yang berprestasi luar biasa. Ini mestinya menjadi kebanggaan bagi Bangsa Indonesia.
Sebelumnya depokrayanews.com menulis tentang Prof. Dr Irwandi Jaswir, alumni IPB Bogor yang mendapat penghargaan dari Kerajaan Arab Saudi. Irwandi sampai kini masih bekerja di Departemen Biotechnology Engineering, International Islamic University Malaysia (IIUM).
Kini depokrayanews.com menulis satu sosok anak muda yang mengharumkan nama Bangsa Indonesia.
Namanya Dr. Ir. Yurdi Yasmi, MSc. Alumni IPB Bogor ini adalah satu dari dua orang Indonesia yang bekerja sebagai staff professional FAO, lembaga pangan dan pertanian dunia dibawah naungan Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB).
Tidak gampang untuk bisa meniti karir di lebaga itu. Awalnya Yurdi direkut oleh kantor pusat FAO yang bermarkas di Roma.
Kemudian Yurdi ditugaskan untuk membantu negara-negara di kawasan Asia dan Pasifik membenahi kebijakan sektor kehutanan dan lingkungan.
Yurdi dan timnya berkantor di kantor regional PBB untuk kawasan Asia-Pacific di Bangkok.
Bapak satu anak kelahiran Desa Tanjungjati, Kecamatan Guguk, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat ini sangat senang traveling. Tidak heran kalau kemudian Yurdi sedikitnya menguasai 4 bahasa yakni Bahasa Inggris, Spanyol, Belanda dan Thailand
Sebelum meniti karir di PBB, Yurdi yang kini bergelar sebagai kepala suku Caniago yakni Datuak Patiah sudah bekerja di lembaga- lembaga internasional terkemuka di bidang kehutanan.
Yurdi menjadi Koordinator untuk Program Humidtropics Kawasan Mekong di World Agroforestry Center (ICRAF) dan berkantor di Hanoi.
Yurdi mendapatkan gelar doctor dari Universitas Wageningen di negeri Belanda di usia 32 tahun.
Yurdi merupakan Direktur termuda Riset dan pengembangan dalam sejarah RECOFTC – the Center for People and Forest, yang bermarkas di Bangkok.
Dia juga merupakan satu-satunya orang Indonesia yang pernah menjadi Direktur di kantor pusat RECOFTC tersebut dengan tugas meliputi kawasan Asia and Afrika.
Yurdi dan keluarganya menetap di Belanda hampir tujuh tahun yakni dari Tahun 2000 sampai Tahun 2007, dimana dia menyelesaian study S2 dengan predikat cum laude dan salah satu lulusan tercepat S3 di Belanda.
Yurdi bekerja sebagai peneliti di kampusnya di Belanda dan menjadi koordinator untuk mata kuliah penanganan konflik kehutanan dunia serta membimbing mahasiswa pasca sarjana dari berbagai negara.
Pria dengan segudang prestasi ini merupakan Mahasiswa Teladan ranking 2 se-Indonesia pada tahan 1997 semasa masih kuliah di IPB dan berkesempatan menghadiri upacara peringatan hari kemerdekaan RI di Istana Negara.
Selepas dari IPB dia langsung mendapat beberapa tawaran pekerjaan dan memilih bekerja di lembaga riset kehutanan internasional CIFOR.
Yurdi bekerja di sana selama 7 tahun dan disitulah karir internasionalnya mulai berkembang pesat.
Sampai saat ini Yurdi sudah menerbitkan lebih dari 70 karya ilmiah di jurnal-jurnal internasional terkemuka.
Yurdi aktif dalam pertemuan-pertemuan tingkat tinggi di bidang kehutanan dan lingkuangan. Dia menjadi dosen tamu di beberapa universitas di Jerman, Belanda, Thailand, China, Laos, Filipina, Vietnam dan Indonesia.
Sejak beberapa tahun terakhir, Yurdi menjadi penguji untuk mahasiswa S3 di almamaternya Wageningen University.
Semasa masih di kampung halamannya di Payakumbuh, saat SMP (1989) dia menajadi siswa teladan Sumbar untuk tingkat nasional.
Saat itu di usianya yang masih 15 tahun ia berkesempatan ke Istana Negara dalam peringatan hari kemerdekaan RI.
Sewaktu sekolah di SMA Limbanang–kini SMAN 1 Suliki (1992), Yurdi terpilih menjadi siswa pertukaran pelajar melalui program AFS (American Field Service) dan tinggal di Sydney, Australia selama 1 tahun.
Di tingkat internasional kiprah Yurdi di bidang kehutanan dan lingkungan sangat luar biasa. Yurdi dipercaya untuk tugas-tugas penting berkaitan dengan kehutanan dunia seperti penasehat utama untuk IUFRO (International Union International Union of Forest Research Organizations), Vienna Austria.
Kemudian Yurdi juga menjadi tenaga ahli untuk Program Investasi Kehutanan Dunia di Bank Dunia, Washington DC. Tenaga ahli di ITTO (International Tropical Timber Organization), Yokohama, Japan.
Kepala divisi IUFRO untuk kebijakan kehutanan negara-negara berkembang
Yurdi juga menjadi tenaga ahli dan presenter di International Model Forests.
Pada kongres Indonesian Diaspora Network Global (IDN Global) pada Juli 2017 yang dihadiri Barrack Obama dan 12 ribu Diaspora Indonesia, Yurdi terpilih sebagai Wakil President IDN Global.
Yurdi juga mendirikan Indonesian Diaspora Network Thailand dan menjadi ketua hingga sampai saat ini.
Oleh almamaternya, IPB, Yurdi dianugerahi penghargaan Wanabakti Pertama Award.
Banyak sekali prestasi yang pernah diukir Yurdi. Yang pasti, kini Yurdi menetap di Bangkok bersama istrinya, Nike. Sedangkan anak semata wayangnya sekolah di Leiden, Belanda.
Selamat Yurdi, meski sibuk mengusur negara lain, jangan lupa membangun Indonesia dengan pemikiran dan keahlian yang anda punya. Minimal, selamatkan hutan Indonesia. (red/aasic)
Comment