DepokRayanews.com- Ketua Gugus Tugas Kota Layak Anak Kota Depok. Sri Utomo meminta masyarakat melaporkan kalau melihat ada anak yang dibully, dianiaya atau ada anak yang tidak sekolah.
“Anak-anak Kota Depok tidak boleh ada yang dibully, tidak boleh ada yang dianiaya, apalagi tidak sekolah,” kata Sri Utomo ketika membuka seminar anak dengan tema: membangun remaja tangguh, berkarakter di era digital yang diselenggarakan Dinas Perlindungan Anak Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga (DPAPMK) di Depok, Selasa (31/7/2018).
Seminar sehari itu menghadirkan beberapa pembicara yakni Ketua Tim Penggerak PKK Kota Depok, Bunda Elly Farida, Prof. Euis Sunarti, Alfia Penggagas Literasi Kota Tua, dan Mohammad Zaidan, juara chef cilik.
Menurut Sri Utomo, Pemerintah Kota Depok menaruh perhatian serius terhadap perlindungan anak-anak. Karena itu, Pemkot Depok akan berusaha melindungi anak-anak dari prilaku bullying, dan penganiayaan.
“Jadi kalau ada yang melihat ada anak-anak yang dibullying dan dianiaya, silakan lapor ke 112 atau ke 08111186598,” kata Sri Utomo dihadapan ratusan peserta seminar yang sebagian besar kalangan remaja.
Menurut Sri Utomo, Kota Depok kini tengah berjuang untuk bisa mewujudkan Depok sebagai Kota Layak Anak.
“Alhamdulilah, Kota Depok sudah bisa meraih sertifikat KLA Nindya selama dua tahun berturut-turut,” kata Sri Utomo.
Menurut Sri Utomo, tidak banyak kota di Indonesia yang bisa meraih predikat itu. Apalagi yang meraih sertifikat KLA Utama hanya 2 kota yakni Surakarta dan Surabaya.
“Kini kita berusaha bagaimana tahun depan Kota Depok, bisa meraih sertifikat KLA Utama,” kata Sri Utomo yang juga Asisten Bidang Hukum dan Sosial Setda Kota Depok
Menurut Sri Utomo. kalau ada anak-anak yang dibully atau dianiaya, Pemkot Depok akan membantu menanganinya.
Kampanye Stop Kekerasan terhadap anak terus digulirkan ke semua wilayah di Kota Depok. Kalau semua masyarakat membantu menggerakan kampanye Stop Kekerasan terhadap anak. maka hasilnya akan maksimal.
“Jadi, mari kita ciptakan kondisi bagaimana anak-anak bisa gembira. Anak-anak itu harus bergembira dan harus bersekolah,” tegas Sri Utomo. (red)
Comment