Depokrayanews.com- Atlet biliar Kota Depok mengeluah karena sudah lama tidak mendapat perhatian dari Pengurus Cabang (Pengcab) Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) Kota Depok.
“Kami latihan setiap hari atas inisitif sendiri, tidak ada dorongan, apalagi pembinaan dari Pengcab POBSI Kota Depok,” kata Rizal, salah satu atlet biliar andalan Kota Depok kepada depokrayanews, Jumat (12/8/2016) malam.
Menurut dia, atlet biliar Kota Depok seperti tidak punya orangtua. “Pengurus datang atau bertemu dengan atlet, kalau ada kejuaraan saja. Selebihnya kita mengurus diri sendiri, tanpa ada bantuan dari Pengcab,” kata mantan atlet biliar nasional itu.
Hanya saja, semangat atlet biliar, kata Rizal selama ini bisa dijaga karena ada dorongan dari seseorang yang mau memberikan bantuan untuk biaya latihan. “Kadang kami kalau mau ikut bertanding, juga dibantu oleh sponsor perorangan yang sangat peduli dengan kami,” kata dia.
Ketika ditanya, siapa sponsor perorangan yang sudah membantu memberikan dana untuk biaya latihaan dan segala macam, Rizal menyebut nama Nervie Taroreh “Ya, saya terimakasih kepada beliau, karena selalu mendorong kami, memberi semangat kepada kami,” kata Rizal.
Kalau atlet biliar mau bertanding di luar Kota Depok, Pengcab hanya memberikan dana untuk sekedar ongkos, tapi untuk biaya lain harus mencari sendiri.
Di Depok, kata Rizal, sangat banyak atlet biliar, lebih dari 100 orang, tapi yang terdaftar di Pengcan POBSi Kota Depok sedikit sekali, tidak lebih dari 10 orang.
Rizal berharap, Pengcab POBSI Depok yang diketuai Yusmanto, dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Depok, bisa memberikan perhatian kepada pemain. Apalagi pemain biliar Kota Depok cukup punya prestasi.
Pada PORDA November 2014 lalu, Depok mengirim 12 atlet biliar, yakni 8 putra dan 4 putri. Mereka adalah Hendra, Riau Wanapraja, Rizal, Marvin, Lim Siauw Pin, Brian, Steven, Zakaria, Marlia,Sri Hartini, dan Afra Nisa.
Sejak PORDA usai,tidak terdengar lagi kiprah Pengcan POBSI Kota Depok. “Tidak ada lagi pembinaan dan perhatian terhadap altet, sehingga kami merasa tidak punya pengurus atau pembina.” kata dia. (red)
Comment