Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Ditjen Perhubungan Darat untuk mendalami penyebab kejadian kecelakaan bus pariwisata Purnama Sari di Jalan Raya jurusan Bandung-Subang Kp. Naggrok Ds. Palasari Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, pada Sabtu 18 Januari 2020 lalu.
Seba, Menhub mendapat laporan dari Dirjen Perhubungan Darat yang menemukan beberapa kejanggalan pada kecelakaan itu. Berdasarkan temuan sementara dari pihak kepolisian, saat kecelakaan ditemukan posisi gigi persneling berada di gigi 4. Data kendaraan yang tertera dalam STNK ternyata tidak sesuai dengan fisik kendaraan, berdasarkan data pengujian kendaraan domisili, kendaraan dimodifikasi setelah uji berkala di pengujian Majalengka. Selain itu, Kartu Pengawasan sudah habis masa berlaku pada 19 Mei 2017.
“Untuk itu saya minta KNKT dan Ditjen Perhubungan Darat bersama-sama untuk mengklarifikasi itu,” kata Budi Karya dalam keterangan tertulisnya, Senin, 20 Januari 2020. Pada kesempatan itu, Budi juga menyampaikan rasa prihatin yang mendalam atas kecelakaan tersebut. “Saya prihatin tentang kejadian itu, sangat tidak diharapkan apalagi sampai ada yang meninggal dunia. Oleh karenanya, saya menyampaikan dukacita atas berpulangnya 8 orang saudara kita dan bagi yang luka berat akan kita take care,” kata Budi.
Sebagai upaya mencegah berulangnya kejadian kecelakaan bus, Menhub mengatakan akan memetakan daerah-daerah yang rawan kecelakaan. Sebelumnya Menhub juga pernah memberikan rekomendasi kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengubah konstruksi jalan.
“Misal di Sumatera Selatan. Kita lihat itu sering dan juga kelok-kelok itu membuat perjalanannya lama, jadi kita akan rapat dengan PU dan salah satunya merekomemdasikan ada jembatan sehingga ada short cut,” ujarnya.
Kronologis kejadian yaitu pada Sabtu 18 Janusri 2020, terjadi sekitar pukul 17.23 WIB di Jalan Raya jurusan Bandung-Subang tepatnya di Kp. Naggrok, Ds. Palasari, Kec. Ciater, Kab. Subang. Bus bernomor polisi E 7508 W yang dikemudikan oleh sopir Dede Purnama ini melaju lebih kencang dari sebelumnya.
Bus tersebut berisi 61 orang yang terdiri dari 54 orang dewasa, 5 anak-anak, 1 orang sopir, dan 1 orang kernet. Sebagian besar rombongan adalah Kader Posyandu Kelurahan Bojong Pondok Terong (Boponter) Kecamatan Cipayung, Kota Depok. Semula bus mengantarkan rombongan ke lokasi wisata Gunung Tangkuban Perahu untuk selanjutnya kembali ke Depok.
Dari data yang diperoleh, selain korban meninggal 8 orang, terdapat korban luka berat sebanyak 10 orang dan luka ringan 20 orang. (mad)
Comment