Depokrayanews.com- Kasus pembunuhan di apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan belakangan menghebohkan publik.
Dalam kasus pembunuhan terhadap Rinaldi Harley Wismanu (33) tersebut, terdapat 2 pelaku yaitu Laeli Atik Supriyatin dan Djumadil Al Fajri.
Diketahui, kedua pelaku bermodus menjebak korban melalui aplikasi daring pencarian jodoh, dan mengatur janji bertemu di sebuah penginapan yang ada di kawasan Jakarta Pusat, untuk memadu kasih.
Ketika Laeli tengah asik memadu kasih dengan korban, Djumadil yang sedari tadi bersembunyi di sebuah sudut dalam kamar pun keluar dan langsung menghabisi korban, hingga mayatnya dimutilasi dan disimpan dalam koper kemudian dibawa ke apartemen Kalibata City.
Namun tak butuh waktu lama, aksi keji pelaku pun diketahui petugas kepolisian yang langsung bergerak memburunya, dan berhasil meringkusnya di sebuah rumah kontrakan yang ada di Klaster Jamrud, Perumahan Permata Cimanggis, Kota Depok, pada Rabu 15 September 2020 sore.
Di dalam rumah kontrakan tersebut, warga sekitar yang menyaksikan aksi penangkapan tersebut menuturkan bahwa pelaku telah menyiapkan sebuah lubang yang diduga kuat untuk menguburkan jasad korban yang telah dimutilasi.
Belakangan ditemukan fakta baru tentang sosok Laeli, ternyata ia memiliki latar belakang yang baik di bidang akademis.
Wanita 27 tahun ini merupakan jebolan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) Depok.
Hal tersebut, dibenarkan oleh Mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI, Faldo Maldini.
Ia mengaku, bahwa nama Laeli tak asing di telinganya hingga akhirnya ingatannya kembali segar setelah mengetahui pemberitaan tersebut.
“Familiar lagi pas kemarin dibahas itu, perasaan aku pernah denger deh, aku tracking-tracking melihat grup whatsapp, eh memang iya. Dia pernah jadi project officer Pemilu BEM UI 2014,” ujar Faldo Maldini dikonfirmasi wartawan, Jumat 18 September 2020.
Tak habis pikir, Faldo yang kini berstatus sebagai politikus dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini menilai bahwa banyak faktor yang dapat membuat seseorang melakukan perbuatan keji.
“Kalau menurut aku faktornya banyak bukan cuma intelektual, ada faktor keluarga, ekonomi, lingkungan juga bisa. Memang kampus kan tempat orang dididik secara akademik dan non akademik, tapi after kampus life itu kan setiap orang punya dunia sendiri. Jadi menurut aku faktornya banyak, enggak bisa dipukul rata karena anak UI tapi ternyata begini- begini, enggak bisa gitu juga menurut aku,” kata Faldo.
Secara pribadi dia sangat terkejut saat pertama kali mendengar kabar tersebut. Bahkan, ia sempat bertanya pada teman-temannya semasa kuliah.
“Aku langsung nanya ke kawan-kawan. Maksudnya dia geng siapa, organisasinya apa. Dia sempat jadi project officer Pemira UI itu kan, pengusungnya siapa saya bilang. Aku pribadi kemarin juga mencari tahu apakah kawan ini di medsos pernah interaksi enggak sama aku. Apakah pernah mention atau apa. Tapi aku lihat sosmednya sudah hilang,” ujarnya
Yang mengagetkan juga adalah kesigapan polisi menangkap kedua pelaku. Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya, membekuk tersangka Fajri alias DAF (26) dan Laeli alias LAS (27), dari rekam jejak transaksi rekening tabungan korban mutilasi Rinaldi Harley Wismanu alias RHW.
“Subdit 3 Ditreskrimum melakukan penyelidikan, hasil penyelidikan diketahui bahwa tabungan korban digunakan saudara LAS dan DAF. Kemudian tim mengamankan keduanya, di perumahan Permata Cimanggis, Kota Depok,” ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana.
Setelah dilakukan pemeriksaan keduanya mengakui telah melakukan pembunuhanserta mutilasi terhadap Rinaldi dan menyembunyikan potongan jenazahnya di dalam koper dan tas ransel, di Apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan.
“Keduanya menyampaikan bahwa saudara Rinaldi dibunuh dan disimpan di apartemen, di Kalibata,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus mengatakan, motif kedua tersangka memang ingin menguasai harta benda korban.
“Tersangka mengambil harta dari pada korban dengan cara menggunakan ATM-nya setelah dia ketahui nomor PIN dari korban langsung karena rayuan dari tersangka LAS. Yang dibeli pertama emas, kemudian motor. Kita mulai berangkat dari penyelidikan, kita lihat rekeningnya, ketemulah toko emas itu dan lainnya,” kata Yusri. (ris/mad/tirbun)
Comment