Depokrayanews.com- Bank Indonesia mempersiapkan kebijakan makroprudential untuk meningkatkan porsi pembiayaan kepada sektor UMKM menjadi 30 persen pada 2024. Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial, Juda Agung menyampaikan, kebijakan ini akan dilakukan secara bertahap.
“Selama ini, kebijakan porsi pembiayaan setiap bank ke UMKM sekitar 20 persen, akan mulai kita tingkatkan bertahap hingga 30 persen pada 2024,” katanya dalam Taklimat Media mengenai Perkembangan Intermediasi dan Suku Bunga Kredit, Jumat 2 Juli 2921.
Juda mengatakan, kebijakan rasio pembiayaan inklusif ini masih dalam pembahasan. Selama ini, kebijakan BI untuk bank membiayai UMKM sebanyak 20 persen dari total portofolio kreditnya hanya bisa dipenuhi oleh 50 persen perbankan nasional.
Sekitar 50 persen perbankan lainnya tidak bisa memenuhi ketentuan tersebut karena mengaku tidak punya kemampuan dan keahlian di sektor ini. Pada kebijakan yang baru, bank akan diperkenankan untuk menyalurkan melalui mitra, baik fintech, atau lembaga keuangan yang khusus menangani sektor UMKM lainnya.
“Kebijakan ini, rencananya diimplementasikan mulai akhir Juli atau awal Agustus 2021, pemberlakuan secara bertahap dan pada tahun depan rencananya bank-bank yang tidak bisa penuhi ini akan diberikan teguran, sanksi, dan sebagainya,” katanya.
Kebijakan memperbesar alokasi untuk sektor UMKM ini, kata Juda, sebenarnya bukan untuk dorong pertumbuhan kredit. Namun, dengan adanya kebijakan tersebut diperkirakan bisa memberi dampak signifikan pada pemulihan sektor UMKM. Ia meyakini pertumbuhan UMKM akan terus membaik.
Hingga saat ini, BI belum merevisi proyeksi pertumbuhan kreditnya yang sebesar 5-7 persen. Juda mengatakan, kebijakan ini bukan inisiatif baru dan sudah dibahas dengan industri, baik bank, fintech, maupun mitra yang lain. Sehingga saat aturan diluncurkan, mereka sudah siap.
Juda mengatakan, pertumbuhan kredit UMKM sudah menunjukan sinyal positif. Tercermin dari pertumbuhan secara tahunan telah positif sebesar 1,7 persen, sejalan dengan membaiknya aktivitas bisnis UMKM. Perbaikan terjadi pada subsegmen kecil dan menengah, masing-masing 13,31 persen dan menengah 8,58 persen. Sementara sektor mikro masih terkontraksi atau -22,76 persen. (rol)
Comment