Depokrayanews.com- Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan November 2021 di Kota Depok secara umum mengalami kenaikan, sehingga terjadi inflasi sebesar 0,28 persen. Atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,68 pada bulan Oktober 2021 menjadi 107,98 pada bulan November 2021.
”Laju inflasi tahun kalender 2021 sebesar 1,48 persen dan laju inflasi “year on year” (November 2021 terhadap November 2020) sebesar 1,84 persen,” kata Kepala BPS Kota Depok, Mufti Swaghara kepada depokrayanews.com, Jumat 24 Desember 2021.
Menurut Mufti, inflasi year on year sebesar 1,84 persen pada November 2021 termasuk rendah. Sebelum Covid-19, rata-rata inflasi year on year sekitar 3,5 persen. Menurut Mufti itu angka ideal. ”Inflasi itu kalau terlalu rendah tidak bagus. Kalau terlalu tinggi juga tidak bagus,” kata dia.
Menurut Mufti, angka inflasi sebesar itu, terjadi hampir sama di semua kabupaten kota di Provinsi Jawa Barat. Bahkan secara nasional, juga hampir sama, tidak ada yang di atas 2 persen.
Selama bulan November 2021, komoditas yang dominan memberikan andil inflasi di Kota Depok adalah telur ayam ras, minyak goreng, cabai merah, genteng, cabai hijau, bubur, sawi hijau, jus buah siap saji, wortel, dan ketela rambat.
Menurut Mufti, inflasi atau deflasi bisa terjadi karena adanya kenaikan atau penurunan harga dari barang dan jasa yang ditunjukkan oleh kenaikan atau penurunan indeks pada beberapa kelompok-kelompok barang dan jasa. Seperti kelompok Kelompok makanan, minuman dan embakau sebesar naik 0,79 persen. Kelompok pakaian dab alas kaki sebesar 0,01 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,05 persen.
Begitu juga kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik sebesar 0,39 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 0,45 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik sebesar 0,25 persen.
Ada beberapa kelompok yang tidak mengalami kenaikkan seperti kelompok transportasi, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya. Begitu juga kelompok pendidikan tidak mengalami kenaikkan.
”Kita belum tahu bagaimana inflasi bulan Desember atau year on year 2021.Kita tunggu saja nanti rilis bulan Januari 2022,” kata Mufti.
Mufti mengakui sebagai kota jasa perdagangan, bahan kebutuhan pokok di Kota Depok banyak diimpor dari daerah tetangga, seperti Jakarta dan Bogor. Apalagi lahan pertanian di Kota Depok semakin mengecil. Karena diimpor dari daerah tetangga, harga bahan pokok di Depok sangat terpengaruh pada harga dari daerah asal impor.
”Depok dengan Jakarta sangat dekat. Depok banyak mendapat pasokan dari Pasar Kramat Jati dan beberapa pasar lain di Jakarta. Harga jual di Depok juga tergantung harga di Pasar Kramat Jati,” kata dia. Itu pula kata Mufti salah satu sebab kenapa biaya hidup di Kota Depok termasuk yang tertinggi di Indonesia.
Masalah ini, kata Mufti, sudah dibahas dalam rapat Komiter Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Kota Depok. ”Di bahas bagaimana bisa memotong mata rantai distribusi supaya tidak terlalu panjang, sehingga harga bisa lebih rendah,” kata dia. (red)
Comment