DEPOKRAYANEWS.COM- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mengintegrasikan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) dengan sejumlah moda transportasi dan angkutan massal yang lain seperti LRT Jabodetabek dan Transjakarta.
“Kementerian Perhubungan telah melakukan upaya-upaya untuk mendukung konektivitas Kereta Cepat Jakarta Bandung melalui integrasi moda,” kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Zulfikri, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Senin 7 Februari 2022.
Menurut dia, integrasi pertama antar moda di Stasiun KCJB, salah satunya berada di Stasiun Halim, Jakarta Timur. Dari stasiun tersebut KCJB akan terhubung dengan LRT Jabodebek dan Transjakarta. Fasilitas integrasi antara Stasiun Halim dan Stasiun LRT Jabodebek akan dihubungkan melalui bangunan skybridge.
Selanjutnya, integrasi juga akan dilakukan di Stasiun KCJB Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Di stasiun tersebut, KCJB akan terhubung dengan layanan kereta api di wilayah Bandung Raya.
“Terwujudnya integrasi ini merupakan hasil kerja nyata atas koordinasi dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan,” ujar Zulfikri.
Proyek pembangunan KCJB sepanjang 142 kilometer itu akan melalui empat stasiun yaitu Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar. Adapun progres fisik hingga Januari 2022 telah mencapai 79,9 persen.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia CHina (KCIC) Dwiyana Slamet menyampaikan tiga hambatan dalam proses pembangunan proyek KCJB.
“Tadi kami sampaikan kendala, memang ada 3 besar, pertama adalah pendanaan, kedua pandemi covid-19, ketiga teknis konstruksi,” ujarnya.
Terkait pendanaan, Dwiyana menjelaskan kondisi pandemi membuat BUMN belum bisa memberikan modal secara penuh. Oleh karena itu, penyertaan modal negara (PMN) diberikan kepada PT KAI untuk menutup kekurangan modal.
Dia mengatakan setoran modal tersebut akan digunakan untuk pembayaran sewa barang milik negara (BMN) Rumija Tol dan pengganti investasi PT PLN karena harus merelokasi sejumlah tower saluran udara tegangan tinggi (SUTT). Begitu juga untuk investasi clearance peralatan Telkomsel untuk implementasi GSM-R, dan lainnya.
“Setoran modal PT KAI, lewat PSBI dan CKIC sudah disalurkan pada 31 Desember kemarin dan akan diikuti oleh Beijing Yawan. Itu akan digunakan untuk beberapa kebutuhan urgent dari proyek untuk mempercepat projek,” ujarnya.
Kemudian untuk kendala kedua yakni covid-19, ia menjelaskan banyak pekerja proyek KCJB terpapar virus. Selama PPKM tahap satu, kata dia, dalam tiga bulan tercatat hampir 500 pekerja terpapar dan mengakibatkan 1.500 pekerja harus isolasi mandiri.
“Ini mempengaruhi adanya perlambatan pekerjaan di beberapa lokasi,” sambung Dwiyana.
Sementara untuk hambatan ketiga yakni teknis konstruksi, ia mengatakan KCIC harus menghadapi kondisi geologi di beberapa titik tunnel. Di antaranya tunnel 2, empat dan enam. Selain itu, KCIC juga harus melakukan relokasi 126 tower SUTT.
Dalam relokasi tersebut, Dwiyana menerangkan itu bukan proses yang mulus. Ia menghadapi berbagai penolakan dari warga. (mad/ant)
Comment