DEPOKRAYANEWS.COM- Perdana menteri Inggris saat ini, Liz Truss, mengumumkan pengunduran dirinya pada Kamis 20 Oktober 2022 akibat masalah ekonomi Inggris yang semakin kacau.
“Saya mengaku melihat situasi saat ini, saya tidak bisa melakukan mandat yang diberikan Partai Konservatif kepada saya. Maka dari itu saya telah berbicara dengan Yang Mulia Raja [Charles] untuk memberitahu saya berhenti dari pemimpin Partai Konservatif,” ujar Truss, dikutip dari AFP.
Truss mengungkapkan pemilihan untuk perdana menteri baru bakal diadakan pada pekan depan.
Di sisi lain, pengunduran diri Truss berlangsung kala Inggris berhadapan dengan masalah ekonomi.
Berdasarkan data resmi Rabu 19 Oktober 2022, inflasi di Inggris naik hingga di atas 10 persen pada September, kala harga pangan melonjak. Inflasi ini merupakan yang tertinggi di Inggris selama 40 tahun terakhir.
Dampak krisis ekonomi bagi warga Inggris sangat luar biasa. Jutaan warga Inggris rela mengurangi makan akibat krisis biaya hidup saat ini.
Berdasarkan organisasi Which? seperti dikutip dari AFP, setengah rumah tangga Inggris mengurangi jumlah makan mereka.
“Dampak menghancurkan dari krisis biaya hidup saat ini memprihatinkan, membuat jutaan orang rela tak makan atau kesulitan memakan makanan sehat,” kata kepala kebijakan pangan di Which? Sue Davies.
The Guardian juga melaporkan banyak warga Inggris memilih tak makan demi bisa membayar biaya energi.
Menurut laporan Money Advice Trust diperkirakan 20 persen orang dewasa Inggris atau 10,9 juta orang menunggak tagihan listrik. Angka ini naik sekitar 45 persen sejak perhitungan terakhir di Maret lalu. Untuk menangani tunggakan ini, para warga rela mengurangi jatah makan mereka.
Yang lebih memprihatinkan, banyak perempuan Inggris yang kini mencari penghasilan tambahan sebagai pekerja seks komersial.
Martha (bukan nama sebenarnya), mengaku memiliki pekerjaan lain, yakni sebagai PSK daring, sejak tahun lalu.
Martha, yang bekerja ebagai asisten ritel, menyadari pekerjaan itu tak cukup untuk memenuhi kebutuhannya di tengah krisis.
Juru bicara organisasi English Collective of Prostitutes, Niki Adams, juga menyampaikan, “Harga biaya hidup kini memaksa perempuan melakukan pekerjaan seks dengan berbagai cara, entah di jalan ataupun secara virtual,” dikutip dari situs resmi lembaga itu.
“Apa yang kami lihat saat ini adalah orang-orang bekerja di sana karena putus asa.”
Beberapa kepala sekolah di Inggris melaporkan anak-anak memakan karet atau bersembunyi di taman bermain saat jam istirahat karena mereka tak mampu membeli makan siang.
Naomi Duncan, Kepala EKsekutif Chefs in Schools menuturkan, “Kami mendengar kasus anak-anak yang sangat lapar dan kemudian memakan karet di sekolah. (red/AP/cnn)
Comment