DEPOKRAYANEWS.COM- Menutup tahun 2022, Indonesia terus dilanda berbagai musibah, baik bencana alam maupun non-alam.
Sebut saja musibah bencana alam gempa bumi 5,6 magnitude dan tanah longsor di Cianjur yang menelan korban 268 orang meninggal dan 1083 orang luka-luka.
Belum lagi musibah pasca laga sepakbola di stadion Kanjuruhan Malang gegara tembakan gas airmata yang kemudian menimbulkan kepanikan dan histeria para penonton sepak bola yang kebanyakan remaja atau usia belia.
Dalam tragedi berdarah ini jumlah korban meninggal 134 orang dan 596 orang luka-luka. Juga gempa bumi di Garut, Sukabumi dan Jember, serta semburan lahar akibat letusan gunung merapi Semeru di Lumajang, Jawa Timur serta gunung Kerinci.
Total sepanjang tahun 2022, menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terjadi gempa bumi yang menimbulkan dampak sebanyak 12 kali , banjir 756 kali, tanah longsor 377 kali, gelombang pasang 11 kali, kebakaran hutan 94 kali, cuaca ekstrim 694 kali.
Lantas, para jamaah masjid bertanya kepada Kyai Dr Ahmad Dimyathi Badruzzaman selaku Ketua MUI Kota Depok dan Pendiri Ponpes Modern Al-Qur’an Darus-Sholihin Bedahan Depok pada kajian Ahad Subuh di Masjid Al-Muhajirin, Pancoran Mas Permai, Depok.
“Apakah ini ujian, teguran, peringatan Allah atau azab Allah?!” kata sejumlah jaamaah kepada Pak Kyai yang telah memimpin MUI Depok selama tiga priode atau 15 tahun.
Lalu ulama ahli tafsir dan penghafal Qur’an 30 juz ini mengungkapkan bahwa manusia sepanjang hidupnya akan selalu diuji dengan berbagai cobaan. Ini selaras dengan penegasan Allah dalam QS Al-Anbiya/21 : 35 yaitu : “Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan kepada Kami.”
Selain itu, kata Kyai Dimyathi mengutip ayat Allah di QS Ar-Rum/30 ayat 41 : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar.”
Ulama yang juga pengajar di Sekolah Tinggi Kuliyyatul Al-Qur’an Al-Hikam di Kukusan Depok dan Sekolah Pasca Sarjana IIQ (Institut Ilmu Qur’an) di Pasar Jumat Jakarta Selatan itu menuding terjadinya berbagai musibah karena semakin maraknya Ma-5, yaitu : Maen judi, Maling, Madat, Mabuk, dan Madon.
Meskipun Piala Dunia 2022 itu ada di Qatar, tapi banyak yang main judi. Maling dan korupsi yang melibatkan pejabat di berbagai posisi dan strata semakin marak. Madat dan narkoba makin meluas. Begitu juga mabuk, meminum minuman keras sebagai sumber segala kejahatan dan kemungkaran. Madon alias main perempuan alias zinah alias perselingkuhan kini semakin marak.
Untuk itu, Kyai yang juga penulis produktif buku-buku Islam tersebut mengajak umat dan pemimpin bangsa untuk segera bertobat dan beristighfar, khususnya membaca Sayyidul Istighfar, berdoa dengan doanya Nabi Yunus di dalam perut ikan paus serta doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw di pagi dan petang hari yang intinya agar kita terhindar dari berbagai musibah dan bencana. Yaitu : “Bismillahi, dengan menyebut nama Allah yang apabila disebut, segala sesuatu di bumi dan di langit tidak akan berbahaya. Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,” HR At-Tirmidzi.
Untuk itu Allah mengingatkan : “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan,” QS Al-A’raf/7 ayat 96.
Ayat Allah itu memberikan opsi, yaitu apakah kita hendak berbuat kebajikan dengan hadiah atau pahala berupa keberkahan Allah, atau memilih durhaka kepada Allah dengan akibat Allah menurunkan siksa atau azab-Nya dari daratan, lautan, atau bahkan dari langit, tukas Kyai yang mengaku hafal 30 juz Qur’an ketika sehabis ujian sidang skripsi di PTIQ Jakarta.
“Saya belum dapat dinyatakan lulus Sarjana S1 bila belum hafal Qur’an. Setelah satu tahun kemudian baru betul-betul hafal. Sampai sekarang. hafal di dalam kepala, bukannya hafal di luar kepala, ” selorohnya yang disambut tertawa Jamaah. (din)
Comment