DEPOKRAYANEWS.COM- Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengakui bahwa korupsi telah menjadi budaya di negeri semenanjung itu.
Anwar bahkan bercerita perjalanannya untuk bisa memimpin Malaysia penuh lika-liku, salah satunya akibat budaya korupsi yang sistemik di negara tersebut.
“Yang menjadi tolak ukurnya adalah kita dapat mempertahankan prinsip. Ukurannya bukan pada kata-kata, bukan pada slogannya yang muluk, tapi pada amalnya,” kata Anwar saat berbicara soal negara Islam dengan budaya korupsi dalam CT Corp Leadership Forum di Jakarta, Senin 9 Januari 2023.
“Itulah yang sebabkan saya kemudian terpelanting dan masuk penjara. Bedanya dulu saya wakil PM, sekarang saya PM. Itu pun tidak mudah karena korupsi itu sistemik. Dari atas sampai ke bawah. Itu tantangan terbesar kita,” kata dia.
Anwar kemudian membeberkan cita-citanya sebagai PM yakni dapat memberantas korupsi di Malaysia.
“Saya ingin negara Malaysia yang demokratis dan adil. Saya mau orang kenal usaha Anwar untuk Malaysia itu bersihkan korupsi dan kesewenang-wenangan dan tunjukkan bahwa ada pemimpin Melayu Islam yang benar-benar ikhlas untuk membela nasib rakyat,” kata dia.
Sebelum menjadi PM, Anwar memang merupakan tokoh politik sekaligus reformis ternama Negeri Jiran. Anwar pernah menjabat sebagai Wakil PM Malaysia era Mahathir Mohamad pada 1993-1998 sebelum akhirnya masuk penjara atas berbagai tuduhan termasuk sodomi hingga korupsi. Anwar masuk penjara hingga tiga kali semasa hidupnya.
Namun, banyak pihak di Malaysia meyakini pemenjaraan Anwar sarat motif politik. Berbagai vonis tuduhan Anwar juga akhirnya dibatalkan pengadilan. Anwar juga bebas dari vonis penjara terakhir setelah mendapat pengampunan Raja Malaysia pada 2018 lalu.
Sementara itu, Malaysia sampai saat ini masih memproses kasus mega korupsi lembaga investasi negara 1MDB (1Malaysia Development Berhad) yang menyeret mantan PM Najib Razak masuk penjara. Najib menjadi eks PM Malaysia pertama yang masuk penjara. (mad/cnn)
Comment