Oleh : Dindin M. Machfudz
Pemerhati Komunikasi, Interaksi dan Keadilan
DUA bulan sudah perang Gaza berlangsung dengan segala kedahsyatannya dan dampaknya yang maha menghancurkan segala-galanya.
Sebanyak 16 ribu warga Palestina gugur sebagai korban, terbanyak anak-anak dan bayi serta perempuan. Sekitar 3500 hilang di antara puing-puing bangunan hancur, serta 43 ribu lainnya mengalami cedera berbagai level. Mulai kaki hancur atau tangan hancur atau hancur kedua-duanya. Termasuk 78 jurnalis dan 200-an relawan medis dan kemanusiaan lainnya.
Dengan demikian, benar dan genaplah cita-cita Perdana Menteri Israel Netanyahu di awal melancarkan serangan bom ke Gaza bahwa pihaknya akan menghancurkan Gaza sehancur-hancurnya sehingga akan mengubah peta politik dan geografi Timur Tengah. Tidak lupa ambisinya untuk menghabisi Hamas sampai ke akar-akarnya, hal yang meragukan khalayak dunia militer khususnya para analis militer di kawasan Timur Tengah dan dunia Barat.
“Sebab secara kalkulasi militer, Israel sudah kalah telak di berbagai sektor dan front. Sekitar 2000-an tentara IDF atau Israel Defence Forces telah tewas di tangan pejuang Hamas, sementara seribuan lainnya luka-luka,” ucap mantan Marinir Amerika Serikat dengan tegas. Belum lagi peralatan perangnya, yaitu tank kebanggaannya Merkava banyak yang hancur diroket Hamas (Harakah Muqawamah Al-Islamiyah – Gerakan Pejuang Islam untuk Kemerdekaan Palestina) saat memasuki Gaza. Sementara itu persembunyian terowongan Hamas belum juga diketahui. Mereka “silent operation”, datang dan pergi dalam kesenyapan. Begitu pun saat membawa puluhan tawanan untuk dipertukarkan di masa “Ceasfire” tujuh hari yang diinisiasi oleh Qatar, Amerika, Mesir.
Dalam pada itu kolomnis koran Haaretz Gideon Levy lebih menyoroti kebiadaban serdadu Israel pasca serangan kilat dan mematikan berjuluk sandi “Badai Al-Aqsa” pada 7 Oktober 2023.
Biadabnya adalah tega-teganya tentara IDF menembaki rumah dan penghuninya di locus bekas serbuan Hamas, sehingga sekitar seribu warga sipil Israel terbunuh demi membikin propaganda bahwa Hamas itu kejam, sadis, teroris. Padahal pasukan komando Hamas Al-Qassam hanya mengincar militer Zionis dan menembaknya serta menangkapnya hidup-hidup sebagai tawanan. Perkara warga sipil Israel terbawa sebagai tawanan, itu ide dadakan saja. “Sebab Hamas sendiri tidak tahu saat itu lagi ada pagelaran musik,” ucap Levy.
Ia berani mengatakan demikian bersumber pada video yang diambil awak helikopter militer dari udara. “Adalah bohong dan propaganda militer saja bahwa Hamas membunuh warga sipil,” tambahnya.
Ada pun Jurnalis CNN Sarah Sidner, mengumumkan dirinya minta maaf atas berita hoax tentang adanya pembunuhan 40 bayi oleh pasukan Hamas di peristiwa heroik 7 Oktober itu. “Kami tidak melakukan check and richeck sebelumnya. Saya minta maaf,” tuturnya. Joe Biden pun selaku Presiden Amerika menyatakan hal itu tak ada konfirmasi lebih lanjut. Dengan kata lain Biden menyadari telah “dikadalin” si manusia dajjal dan error Netanyahu. NATO pun tidak memperpanjang lagi kasus propaganda murahan tersebut. Juga menyadari bahwa hal itu merupakan “kadal-kadalan” dalam perang.
Kebohongan serupa juga dilakukan Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dalam propagandanya atas penemuan adanya terowongan Hamas di kompleks Rumah Sakit Al-Shifa. Hal itu dibantah oleh mantan PM Israel Ehud Barak. Katanya, terowongan itu bikinan Israel pada tahun 2009 silam. Sebelum Gaza diserahkan kembali kepada otoritas Palestina atas putusan PBB.
Sungguh benar penegasan Allah dalam Al-Qur’an yang suci dan otentik bahwa Bani Israel akan berbuat kerusakan di bumi ini dua kali yang termaktub dalam QS Al-Isra/17 ayat 4 :
“Dan Kami tetapkan terhadap Bani Israel dalam kitab itu, ‘Kamu pasti akan berbuat kerusakan di bumi dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.’” Kini terbukti dan teruji secara empiris dan meyakinkan.
Betul kiranya bahwa masyarakat global dibikin terpana, terhenyak, terbelalak saat menyaksikan betapa kejam dan buasnya tentara Zionis Israel dalam mengebom dan membunuh orang-orang Palestina di Gaza selama dua bulan ini. Seakan membunuh nyamuk atau semut atau lalat. Tak ada rasa sesal, terlebih rasa hormat kepada makhluk-makhluk ciptaan Allah ini, yang dari leluhurnya telah melahirkan sejumlah Nabi Allah. Sebut saja Nabi Daud, Nabi Sulaeman, Nabi Yusuf, Nabi Isa Allaihissalam.
Mereka seakan sudah mati rasa. Sudah mengalami kebuntuan dalam olah pikirnya sebagai manusia waras. Menjadi fatalis. Menjadi durhaka kepada Allah Sang Maha Pencipta. Menjadi durjana kepada sesama manusia. Bak robot. Menembak mati remaja, anak-anak, dan perempuan Palestina kapan saja, di mana saja, seakan sudah habit dan lumrah saja. Demikian halnya menangkap, memenjarakan dan menyiksa bocah di jalanan bahkan bayi.
Tak ada proses hukum, gugatan atau vonis mati untuk pelakunya. Semuanya berlalu begitu saja. Sedemikian bejatnya mentalitas dan moralitas Zionis Israel dalam memperlakukan dan menjajah Palestina selama 75 tahun, atau seabad silam bila dihitung sejak masuk di Palestina jelang Perang Dunia Pertama atas seizin “raja imperialis – kolonialis” Inggris sebelum dan setelah tumbangnya Kekhalifahan Turkiye Usmaniyah Sultan Abdul Hamid.
Lagipula modus dan bentuk penjajahan biadab ala Inggris Raya, Romawi, Fir’aun, ala Amerika terhadap bangsa asli Indian, memang sudah tidak cocok lagi di era digital ini.
Dan ironinya itu terjadi pada bangsa Palestina sang pemilik shahih lahan Bumi Palestina jauh sebelum Nabi Musa Allaihisalam datang di locus itu tahun 1250 Sebelum Masehi (SM) sambil membawa Bani Israel yang dijadikan “budak-belian” oleh si lalim Fir’aun (Dr Thariq As-Suwaidab, Ensiklopedi Palestina Bergambar, 2017, hal 33).
***
SETELAH Gaza hancur-lebur akibat terjangan dan serangan berton-ton bom buatan Amerika Serikat, apakah perang dengan anak-anak dan bayi serta Emak-emak Palestina akan berakhir?!
Kiranya hanya si manusia “error” yang tahu. Dalam sesumbarnya Netanyahu bilang : “Target kami adalah menghancurkan Gaza sehancur-hancurnya, sehingga warga Gaza menderita semenderitanya. Kedua, menghancurkan Hamas sampai ke akar-akarnya.”
Sesumbar “songong” itu tentu saja lantaran adanya dukungan Amerika baik militer, finansial maupun diplomasi termasuk “veto” di PBB yang belakangan menimbulkan gugatan untuk meninjau ulang perihal veto yang dirasa tidak adil dan menjadi tirani tersendiri. Negara anggota PBB meminta agar hak veto yang dimiliki Amerika, Inggris, Rusia dan Tiongkok itu dihapus, atau hak vetonya diperluas kepada negara yang mewakili Amerika Latin, Asia Tenggara, Timur Tengah. Bagi Israel hal itu menyebabkannya “ngelunjak” dan sewenang-wenang di kawasan Timur Tengah, sebab merasa punya “besti” bongsor yang mudah diperdayanya. Merapatnya tiga kapal induk Amerika yang parkir di laut Mediterania beserta ratusan pesawat tempur dan pasukan marinirnya, kian tambah “ngelunjak”, kian ganas dan brutal dalam membinasakan warga Gaza. Setiap hari paling sedikit 100-200 nyawa anak-anak dan bayi Gaza wafat dengan kondisi mengenaskan. Belum lagi yang cedera. Sementara 20 rumah sakit tidak beroperasi lantaran dirudal Israel. Pernah dalam sehari serangan bom itu membinasakan seribuan penduduk dengan korban kebanyakan anak-anak dan bayi.
Sementara itu Iran dan Turkiye baru sebatas ancaman. “Wahai Netanyahu, kematianmu sudah semakin dekat. apa yang kau miliki? Bom atomkah? Bom nuklirkah? Jawablah. Tapi saya tahu jawabanmu. Dan saya tidak peduli apakah kamu punya bom nuklir atau bom atom, dan dengan itu kamu suka mengancam, saya tidak peduli. Dari forum PBB ini, saya ingatkan bahwa kemusnahan Israel sudah dekat. Ingat hal itu wahai Netanyahu,” tukas Presiden Turkiye Erdogan di forum PBB Yang disambut tepuk tangan meriah hadirin.
Hamas dan sekutunya Jihad Islam serta Hizbullah Libanon dan segenap unsur Palestiba kiranya paham sekali bahwa apa yang dilakukan Netanyahu merupakan bagian dari skenario besar untuk memusnahkan bangsa Palestina, termasuk negara Palestina di peta dunia lewat “Genocida” atau “Ethnic Cleansing”. Selanjutnya menganeksasi Gaza. Karena di dalamnya ternyata terdapat “harta karun” berupa minyak bumi dan gas alam yang besar di samping kandungan airnya yang melimpah untuk dijadikan komoditas penting di Timur Tengah.
Seiring dengan itu, Alhamdulillah pula 139 negara anggota PBB sudah menyatakan pengakuannya atas kemerdekaan Palestina, kecuali Amerika dan sejumlah negara Eropa di luar Spanyol. Mereka pun boleh jadi sudah merasa gerah dan “najis” bersahabat dengan Israel yang kini distigma sebagai “terrorist state” dan disidik telah melakukan kejahatan perang yang luar biasa. Karenanya Netanyahu dan rezimnya in sha Allah akan segera diseret ke Pengadilan Kriminal Internasional atas tuduhah pelanggaran berat “International Humanitarian Law”, yang dimotori oleh Komisi terkait PBB, Jaksa Pengadilan Internasional dan Indonesia.
Di sisi lain, Israel – Amerika – Inggris baru saja menandatangani MOU untuk mengeksplorasi minyak bumi dan gas alam di bawah bumi Palestina yang, menurut USGS dan Geolog A. Bonne serta kolomnis Al-Jazeera Mahmoud El-Kahfi memiliki kandungan minyak sebesar 1,7 miliar barel dan 122 triliun kubik gas alam. Penemuan “harta karun” ini menurut CNBC dan AlJazeera diketahui sejak tahun 1915 dan dipertegas lagi pada tahun 1938.
Alfa – Omega, premis-premis tersebut mengungkapkan betapa rakus dan serakahnya trio kolonialis-imperialis tersebut sehingga mereka tidak peduli lagi terhadap nyawa-nyawa warga Gaza.
Hal lain lagi yang jadi pertanyaan jelang akhir perang tersebut adalah : setelah warga Gaza berkumpul atau terpojok di Rafah, Gaza selatan, yang sebelumnys dipaksa eksodus dari Gaza utara dan Gaza Tengah, lantas apa yang bakal terjadi dengan mereka?!
Apakah disuruh pergi begitu saja meninggalkan Tanah Airnya dengan mengulang peristiwa Nakba 1948?
Atau kita dan warga dunia global hanya mematung diam membiarkan terjadinya perampokan aset dan pembunuhan bangsa Palestina menuruti skenario jahat, licik, culas, penuh tipudaya para pemburu harta yang selama ini berkedok pelopor HAM dan Demokrasi?!
Atau kita akan menyaksikan para pemburu “harta karun” rakus itu menghabisi atau membinasakan bangsa Palestina secara massal dengan berton-ton bom lagi sebagai serangan pamungkas, untuk selanjutnya membangun kilang-kilang minyak di atas reruntuhan dan jasad-jasad warga Gaza dalam beberapa hari mendatang?!
Inilah faktor-faktor yang perlu diantisipasi dan diprediksi secara cermat. Dalam hal ini Allah menegaskan : “Sesungguhnya Kami (Allah) mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan,” ( QS Ya Sin/36 ayat 76).
Dalam QS Al-An’am/6 ayat 59 Allah menegaskan pula : ” … Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya, tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”
Jikalau seluruh penduduk dunia fana ini benar-benar tidak ada satu pun yang sanggup mencegah kebiadaban dan keserakahan tetap berlangsung, satu-satunya adalah memohon ke hadirat Allah Taala agar menurunkan “Keajaiban Ilahiah-Nya”, sesaat sebelum segala sesuatunya terjadi.
Semoga pula Allah turunkan “azab-Nya” atau murkanya kepada “Trio bangsa-bangsa Dajjal dan Durjana” di waktu yang tepat.
Bahkan hari ini (11 Desember 2023), menurut Tv Al-Jazeera, si manusia dajjal Netanyahu kembali sesumbar bahwa saat ini baru dimulai perang untuk mengakhiri hidup Hamas. Pihaknya akan memompa dan mengalirkan air laut Mediterania ke dalam terowongan yang diduga terowongan Hamas. Juga melakukan pengeboman dengan bom Amerika yang bisa menembus terowongan-terowongan Hamas di bawah bumi Gaza. Semoga Allah melindungi para pejuang tangguh Hamas. In sha Allah.**
Comment