by

Gong si Bolong, Dicuekin di Depok Tapi Dihargai di Istana Wakil Presiden (4)

Pemerintah Kota Depok tidak menaruh perhatian pada Gong si Bolong, tapi mendapat perhatian dari Wapres Budiono.
Pemerintah Kota Depok tidak menaruh perhatian pada Gong si Bolong, tapi mendapat perhatian dari Wapres Budiono.

Depokrayanews.com- Buang Suyadi alias Engkongtidak pernah berpikir bakal mendapatkan amanah untuk merawat warisan Gong Si Bolong dari generasi keenam, Bahrudin.

Tapi proses regenerasi itu berlangsung secara alamiah, lantaran generasi sebelumnya meninggal dunia.
Secara resmi Engkong mendapat mandat mengurus Gong si Bolong tahun 2007,

Sejak itu, Engkong punya ketertarikan untuk memainkan Gong si Bolong. Dalam perjalanan tentu saja Engkong berfikir regenerasi lagi.

Apalagi Engkong melihat remaja sekarang semakin jauh meninggalkan budaya lokal.

Itulah sebabnya Engkong, tergerak untuk mencari kader yang mau menggeluti kesenian Gong si Bolong agar tidak tergerus jaman dan bisa eksis di masyarakat.

Namun kegundahannya sedikit tertolong lantaran beberapa kali anak sekolah menengah atas (SMA) dan mahasiswa datang bertandang ke rumahnya. Memang tujuan mereka bukan ingin belajar langsung bagaimana memainkan beragam alat musik itu.

Motivasi siswa dan mahasiswa itu hanya ingin melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas sekolah dan kampusnya terkait benda sejarah. “Kalau yang datang kebanyakan mahasiswa ingin penelitian sejarah. Kami mengenalkan saja,” kata Engkong.

Setiap kali manggung, Kesenian Gong Si Bolong memerlukan setidaknya 13 orang. Sekali tampil minimal dibayar Rp 6 juta, Bayaran itu dibagi rata setiap pemain yang terlibat pementasan.

Biasanya, selain menampilkan tarian jaipong, juga bisa dipadu dengan Wayang Kulit, Wayang Betawi, ataupun Wayang Golek sesuai tema penampilan agar penonton tidak bosan.

Meski perjalanan Sanggar Gong si Bolong sempat mengalami pasang surut, namun Engkong yang berusia 70 tahun itu tidak menyerah.

Atas pengabdiannya itu, Lurah Tanah Baru pada 1996 Haji Liman mendirikan Tugu Tanah Baru dengan simbol Gong si Bolong di perempatan Tanah Baru.

Sejak ditunjuk sebagai pemimpin Sanggar Gong Si Bolong pada 2007, nasib baik berpihak pada Engkong.

Setelah sempat dipandang sebelah mata oleh Pemerintah Kota Depok. Engkong malah mendapat banyak penghargaan dari pemerintah pusat.

Pada 2011, Engkong memperoleh dua penghargaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Penghargaan di bidang Pelestarian dan Pengembang Warisan Budaya diberikan oleh mantan menteri Parekraf Jero Wacik.

Penghargaan lain berupa Anugerah Kebudayaan Tahun 2012 yang diberikan Wapres Boediono.

Kemudian Engkong mendapat bantuan uang tunai dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2012 yang digunakannya untuk memperbaiki sanggar Gong si Bolong di Tanah Baru. (red)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *