Depokrayanews.com- Sikap Sekda Kota Harry Prihatno yang mengikuti seleksi pemilihan Sekda Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat mendapat sorotan tajam dari sejumlah masyarakat Kota Depok.
Apa yang dilakukan Harry Prihatno dinilai kurang pantas dan kurang etis, karena Harry masih aktif sebagai Sekda di Pemerintah Kota Depok.
“Apalagi kalau langkah Harry itu tanpa seizin atau sepengetahuan Walikota dan Wakil Walikota Depok. Itu tidak etis dan melanggar etika,” kata Iskandar. mantan birokrat yang kini menetap di Kota Depok kepada depokrayanews.com, Kamis (6/7/2017).
Menurut Iskandar, kalau benar Harry ikut seleksi calon Sekda Kabupaten Sambas tanpa sepengetahuan atasannya, itu sudah melanggar dan pantas mendapat sanksi tegas dari walikota.
“Apapun sebagai bawahan, dia harus lapor dan minta izin kepada atasannya,” kata Iskandar.
Pendangan yang sama juga disampaikan pengamat kebijakan publik Kota Depok, Novli Siregar. “Tidak etis dong, masa Sekda diam-diam ikut seleksi menjadi Sekda di tempat lain,” kata Novli.
Menurut Novli, Walikota Depok Mohammad Idris harus bersikap tegas terhadap Harry.
“Langkah Harry itu memalukan, apalagi sampai tidak lolos. Masa tes di daerah tidak lolos, jangan-jangan waktu tes sebagai Sekda di Depok dulu juga tidak lolos,” kata Novli.
Seperti diberitakan sebelumnya, Harry Prihatno diam-diam ikut lelang jabatan Sekda Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Tapi, Harry Prihatno gagal pada seleksi kesehatan.
Harry lolos seleksi tahap awal yakni seleksi administratif bersama 5 calon lain. Tapi Harry kemudian dinyatakan gugur karena tidak mengikuti tes kesehatan tanpa alasan yang jelas.
Menurut Novli, bisa jadi Harry tidak ikut tes kesehatan karena tes dilakukan pada hari kerja. Sementara Harry tidak minta izin dengan walikota sebagai atasannya “Ini preseden buruk, tidak boleh dibiarkan,” tegas Novli.
Tidak satupun pejabat Kota Depok mau dimintai keterangan soal Harry yang ikut seleksi sebagai calon Sekda Kota Depok.
“Ya, pastilah ga ada pejabat Depok yang berani memberi komentar, karena apapun Harry masih aktif sebagai Sekda Kota Depok. Kita tunggu saja sikap Walikota Depok,” kata Novli.
Tapi keterangan yang diperoleh depokrayanews.com, menyebutkan langkah Harry ikut seleksi calon Sekda Kabupaten Sambas tanpa sepengetahuan Walikota atau Wakil Walikota Depok.
“Ya ibarat anak, kalau mau keluar rumah mestinya minta izin orangtua lah,” kata Novli.
Novli menduga langkah itu diambil Harry karena dia merasa sudah tidak akan dipakai lagi sebagai Sekda Kota Depok. Apalagi hubungannya dengan walikota dan walikota kurang harmonis.
“Mestinya walikota jangan ragu-ragu atau banyak pertimbangan lagi. Kalau memang tidak sejalan, ganti saja, apalagi sudah mbalelo kayak itu. ikut seleksi di kota lain tanpa seizin walikota,” kata Novli. Per 1 Juli 2017 lalu, Harry genap 2 tahun menjadi Sekda Kota Depok. (red)
Comment