DEPOKRAYANEWS.COM- Aktivis perempuan Novi Anggriani prihatin melihat angka perceraian di Kota Depok yang masih tinggi, rata-rata di atas 3.000 kasus per tahun.
Kondisi ini, katanya, menimbulkan persoalan baru di tengah masyarakat dan harus mendapat penanganan serius dari berbagai pihak termasuk dari Pemerintah Kota Depok.
”Intinya perlu pembinaan ekonomi terhadap perempuan-perempuan korban perceraian supaya mereka bisa mandiri dan membiayai kehidupan keluarga,” kata Novi kepada depokrayanews.com, Selasa 28 Februari 2023.
Sebagian besar perceraian di Kota Depok didominasi atas permintaan perempuan karena mereka merasa hanya jadi objek atau korban. Tapi pada dasarnya mereka belum siap hidup mandiri, karena ketika berumah tangga mereka hanya sebagai ibu rumah tangga dan mengurus anak, tidak bekerja. Yang bekerja hanya suami.
”Jadi ketika terjadi perceraian, kehidupan mereka tidak stabil karena tidak mandiri,” kata Novi.
Dia kemudian mengutip buku Bung Karno yang mengatakan perempuan harus setara dan punya hak yang sama dengan laki-laki sehingga harkat dan martabatnya terangkat.
“Jadi pada dasarnya perempuan itu harus mandiri. Tidak sepenuhnya tergantung kepada suami. Sehingga ketika terjadi perceraian, tidak terlalu mengalami goncangan ekonomi,” kata Novi.
Novi melihat Pemkot Depok sudah berbuat untuk pemberdayaan perempuan, tapi belum maksimal. Karena programnya tidak cukup hanya sampai pada pelatihan. Tapi harus dikawal sampai mandiri. “Selesai mengikuti pelatihan dan ketika mereka sudah bisa, mereka butuh modal usaha,” tegas Novi.
Sebagai aktivis dan pemerhati persoalan perempuan, Novi sudah berbuat until pemberdayaan perempuan di Kota Depok sejak tahun 2016 lalu.
Salah satu yang dilakukan Novi adalah memberikan pelatihan make up artis profesional kepada perempuan-perempuan Kota Depok.
“Sudah ribuan perempuan yang mengikuti pelatihan make up saya sejak tahun 2016, karena sistem yang saya terapkan seperti multi level marketing sehingga jumlah yang terlibat dalam pelatihan sangat banyak, ribuan orang,” kata Novi.
Hanya saja, kata Novi, pihaknya baru bisa melakukan pelatihan. Belum bisa memberikan bantuan permodalan karena butuh modal yang besar.
“Di sinilah pentingnya kerja sama dan dukungan berbagai pihak, termasuk dari Pemkot Depok terutama soal permodalan usaha, tidak bisa kerja sendiri-sendiri,” kata dia.
Untuk sementara Novi belum melaksanakan pelatihan lagi karena tengah berada di Amerika Serikat. Rencananya setelah kembali ke Indonesia Mei 2023, setelah lebaran, Novi akan aktif kembali melakukan pelatihan, terutama untuk perempuan yang bermukim di Kecamatan Pancoran Mas. (red)
Comment