DEPOKRAYANEWS.COM- Bagi generasi saat ini barangkali asing dengan nama ALS, yaitu Perusahaan Otobis Antar Lintas Sumatera (ALS). Di musim mudik atau tidak, bus ini jalan terus.
ALS adalah sebuah perusahaan bus Sumatera sama legendarisnya dengan Naikilah Perusahaan Minang (NPM) yang didirikan pada 1937 oleh Bahaudin Sutan Barbangso Nan Kuniang di Padang Panjang, Sumatra Barat. Hanya saja ALS kalah tua dengan NPM.
Sejarah ALS terkait dengan distrik bernama Kotanopan, di Tapanuli Selatan, Sumatra Utara. Jadi, daerah beretnis Mandailing itu tak hanya melahirkan Jenderal Abdul Haris Nasution saja, tapi juga melahirkan ALS yang bis-bis nya menghubungkan banyak orang dan banyak daerah di Sumatera yang eksis hingga hari ini. ALS didirikan orang-orang Kotanopan.
Orang Kotanopan tak hanya mendirikan ALS, tapi juga Aek Batanggadis Sejati (ABS), yang menghubungkan beberapa kota di Sumatera Utara. “Bus ini kelak menjadi Antar Lintas Sumatera hingga sekarang,” tulis Baharuddin Aritonang dalam Orang Batak Berpuasa (2007:181). Baik ABS dan ALS bukan tanpa saingan di Sumatera Utara, di sana ada pula bis Sibualbuali, Martimbang dan ANS.
ALS yang berdiri di Kotanopan itu dianggap berdiri pada 29 September 1966, berdasar akte notaris pendirian nomor 50 tanggal 29 September 1966. Nama awal perusahaan itu adalah PT Pengangkutan dan Industri Antar Lintas Sumatera. Kendaraan awalnya model Chevrolet C-50, yang jumlahnya dua unit, namun perlahan bertambah banyak.
Setelah ALS menjadi besar, dari Kotanopan markas besar ALS kemudian berpindah ke Medan. Menurut Traveloka. ALS mulanya melayani rute Kotanopan-Medan dan Medan-Bukittinggi. Setelah 1972, ALS merambah trayek sampai ke Banda Aceh, Padang, Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, Palembang, dan Lampung.
ALS lahir ketika jalanan Sumatera tidak sebanyak dan sebaik sekarang. Hutan Sumatera adalah jalur yang kerap dilalui ALS. Di antara bus-bus ALS biasa melakukan perjalanan hingga berhari-hari di Sumatera. Para perantau Sumatera yang belajar atau bekerja di Pulau Jawa kerap memakai jasa ALS.
Dibukanya pelayaran feri antara Merak (Banten) dan Bakauheni (Lampung) sekitar tahun 1980 mempengaruhi pamor ALS. Sebelumnya, perantau Sumatera yang hendak ke Jawa hanya bisa naik bis ALS sampai Lampung saja untuk naik kapal.
Dengan adanya pelayaran itu, bis ALS bersama penumpangnya bisa menyeberangi Selat Sunda. Setelah 1980, bis ALS juga ikut merambah ke Jawa. Setidaknya ALS mencapai kota penting Jawa Timur seperti Malang dan Surabaya. Jadi Antar Lintas Sumatera tak hanya berkelana di Sumatera, tapi juga ke Jawa.
Haji Sati Lubis adalah salah satu orang penting dalam sejarah ALS. “Dia orang yang sangat memperhatikan orang kecil. Ketika menjadi pegawai minyak BPM dia dekat dengan para buruh. Setelah bekerja sebagai pimpinan perusahaan bus, saya lihat sendiri,” kata salah seorang anaknya dalam buku Dari Kediktatoran Sampai Miss Saigon (2013:333-334). Anak Sati Lubis itu adalah pengacara kondang Todung Mulya Lubis. (cnbc)
Comment