DEPOKRAYANEWS.COM- Tradisi “Ngabuburit” di bulan suci Ramadhan bagi kalangan umat Muslim seakan menjadi ritual wajib yang mengasyikan.
Sejumlah lokasi destinasi unik, atraktif, impresif ditandai dan dikunjungi bersama keluarga atau majelis taklim.
Salah satu adalah Masjid At-Thohir di Cimanggis, Kecamatan Tapos, Kota Depok.
Masjid megah, mewah, unik berlantaikan marmer berkelas warna putih lembut itu segera saja merebut hati umat Islam se-Jabodetabek dengan menggeser posisi Kubah Emas di Kecamatan Limo Depok. Entah kenapa.
Ada yang menyebut lantaran pungutan parkirnya bertubi-tubi di pintu masuk, parkiran, pintu keluar dengan petugas parkir yang memaksa dan jauh dari keramahan.
Nah, Masjid At-Thohir yang dominan warna putih sejuk ini menjadi “ikon” baru Depok. Di malam hari Masjid yang mengambil nama dari Ayahanda Erick Thohir ini berhiaskan lampu warna-warni yang bergantian secara otomatis, sehingga menambah anggun, unik, elegannya bangunan “rumah Allah” tersebut.
Ia bagaikan mercusuar buat lokasi perumahan elite yang bertetangga dengan perkampungan penduduk asli setempat. Sudah begitu, di depan Masjid mengalir sungai kecil anak sungai Ciliwung, yang menampilkan bebunyian arusnya. Warna sungai itu alami kekuningan ditingkah bebatuan bak di pegunungan. Lingkungan sekitarnya asri, sejuk, nyaman, dengan hehijauan tanaman yang tertata api.
Di sini kami bersama puluhan atau ratusan jamaah yang berdatangan dari Jabodetabek dan Jawa Barat, menantikan kumandang Adzan Dzuhur dihembus angin segar dan sejuk.
Sebetulnya Depok hampir saja memiliki ikon destinasi wisata religius kelas dunia, yaitu Musium Nabi Muhammad Saw yang didanai oleh pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
Tapi di saat hampir dimulai pembangunannya tiba-tiba saja calon ikon baru itu dialihkan ke kawasan Ancol, Jakarta Utara, berdekatan dengan Dufan dan Taman Impian Ancol.
Konon pemindahan itu dilakukan oleh Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) dengan alasan lokasi baru itu dapat menjadi satu paket destinasi lainnya.
Bukan hanya itu. Depok juga bakal memiliki kampus bergengsi dan megah, yaitu Universitas Islam Internasional Indonesia yang semula mau didekatkan dengan Musium Nabi Saw tadi dalam satu kompleks di bekas RRI dan belakang RS Sentra Medika.
Masjid yang diresmikan Presiden Joko Widodo Maret tahun lalu itu tampak megah, unik, bergaya arsitektur paduan klasik – modern. Masjid yang diberi nama Masjid At-Thohir itu berlokasi tepatnya di jalan Muhammad Thohir di perumahan Podomoro Golf View (PGA).
Suasana pada saat Sholat Dzuhur siang itu dihadiri sejumlah jamaah yang mengisi 4 – 5 shaf laki-laki dan dua shaf perempuan.
Mihrab di bagian ruang utama sholat yang digunakan untuk Imam sholat dan khutbah Khatib tampak elegan dan anggun dengan berhiaskan ala Timur Tengah yang bertuliskan kaligrafi Asmaul Husna. Di depannya bergantung lampu hias berkelas yang dapat berubah warnanya.
Tempat wudhunya juga resik, bersih, mewah. Ada tempat berwudhu duduk maupun berdiri. Juga serba putih dan terawat. Demikian halnya toiletnya, ada kloset duduk dan kloset jongkok.
Ringkas kata, masjid ini dibangun dengan penuh perencanaan matang, tertata, terjaga, terawat, mewah dan berkelas. Ringkasnya pula : Hebat dan keren.
Dan menurut “pemiliknya”, yaitu Erick Thohir, masjid ini didedikasikan untuk almarhum ayahandanya tercinta Muhammad Teddy Thohir serta diperuntukkan untuk umat Islam baik masyarakat Depok maupun kota-kota di luar Depok.
“Ayah kami semasa hidupnya mencita-citakan untuk membangun sebuah masjid, dan kami bersama kakak saya Boy Thohir dan Vataya Thohir berusaha keras untuk mewujudkan amanah mulia tersebut,” ujar Menteri BUMN itu dalam unggahannya di akun twiternya dan youtubenya.
“Masjid At-Thohir ini selain untuk beribadah, juga dapat menjadi pusat dakwah yang modern, mencerdaskan dan mencerahkan, tempat yang nyaman untuk mempererat silaturahmi, dan berkontribusi untuk.membangun peradaban Indonesia yang lebih baik,” kata Presiden waktu acara peresmiannya Maret 2022.
Masjid berlantai dua ini dilengkapi dengan 29 kubah yang terdiri dari satu kubah utama yang melambangkan Ayahanda Almarhum Muhammad Teddy Thohir, tiga kubah ukuran sedang yang melambangkan tiga anaknya yaitu Garibaldi Boy Thohir yang juga CEO PT Adaro Energi Indonesia Tbk, Vataya Thohir, dan Erick Thohir yang juga owner Republika dan JakTv.
Selebihnya kubah kecil yang melambangkan cucu Teddy Thohir. Sedangkan Ibunda tercinta dilambangkan dengan ruang utama untuk sholat berjamaah, sebagaimana rahim seorang Ibu yang nyaman dan aman bagi jabang bayinya serta selalu berada dalam keshalihan.
Teddy Thohir adalah sosok eksekutif atau pebisnis yang sukses, berpenampilan sederhana, ramah, bersahabat, sedikit bicara.
Almarhum Teddy Thohir adalah mantan Direktur dan Komisaris PT Astra International Tbk. Grup usaha yang didirikan oleh Om William Soeryadjaya yang kelahiran Majalengka, Jawa Barat, yang kemudian hijrah mengembara ke Bandung dan Jakarta.
Sebelumnya Om William, demikian para karyawan Astra memanggilnya, adalah seorang pengusaha transportasi otobus. Di mata karyawannya “si Om” dikenal sebagai owner Astra yang dermawan. Ia acap menggunakan bahasa Sunda jika bicara ke eksekutif, manager, staf, dan “drivernya”. Juga tentu saja berbahasa Indonesia, Inggris dan Belanda.
Teddy Thohir, meskipun sudah pensiun dari Astra, tapi ia suka menyempatkan diri untuk Sholat Jumat berjamaah di Masjid Astra di kawasan Sunter Dua Jakarta Utara di kompleks instalasi Astra.
Kehadiran Masjid At-Thohir di Kecamatan Tapos ini, sedikit-banyak menambah nuansa atau ikon baru kota Depok di samping Masjid Kubah Emas.
Masjid At-Thohir sekaligus menjadi destinasi wisata religius Depok. “Ini cocok sekali dengan Perda yang baru disahkan DPRD Depok, yaitu “Depok Sebagai Kota Religius”, ujar Iie Naseri, Ketua DMI Kota Depok periode 2017- 2022. (Ddn)
Saya sudah pernah sholat di masjid At-Thohir ini. Majidnya memang hebat dan keren dalam hampir semua aspek, kecuali suara dari loudspeakernya yg terlalu bergema memenuhi seluruh ruangan sehingga tidak jelas terdengar butir2 suaranya. Hal ini mungkin dikarenakan dinding dan lantainya yg serba marmer dan lantai yg tanpa karpet sehingga mudah menimbulkan gema.
Mungkin tata letak loudspeakernya perlu dirubah dari yg berkapasitas besar dan terpasang di dinding ke yg berkapasitas kecil terpasang di atas, dgn posisi menggantung, sekitar satu meter diatas kepala, menghadap ke bawah, dan berjumlah banyak. Kira2 seperti masjid Al-Azhar Kebayoran Baru, Jakarta.