Depokrayanews.com – Saling mengirimkan ucapan selamat Idul Fitri kepada sanak saudara dan sahabat menambah suka cita di hari lebaran. Berikut ini jawaban ucapan Idul Fitri yang benar menurut Islam.
Dalam bahasa Arab tradisi pengucapan selamat ini diistilahkan dengan “tahni’ah”. Imam Jalaluddin as-Suyuthi dalam Al-Hawi lil Fatawi (1/83) mengatakan bahwa hukum “tahni’ah” adalah boleh.
Di Indonesia terdapat beberapa ucapan Idul Fitri yang populer. Di antaranya ialah minal aidin wal faizin dan taqabbalallahu minna wa minkum.
Meski tahniah atau saling mengucapkan selamat berasal dari tradisi, namun hal itu adalah tradisi yang baik. Tradisi yang tidak bertentangan dengan syariat. Tradisi yang apik dapat menguatkan syariat.
Lantas, bagaimana jawaban ucapan Idul Fitri yang benar menurut Islam?
Selama ini ucapan minal aidin wal faidzin kerap dimaknai sebagai ucapan mohon maaf lahir dan batin. Namun, rupanya makna dari ucapan tersebut tidaklah tepat.
Melansir NU Online, arti dari minal aidin wal faidzin adalah termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang. Dari sini pula disebutkan bahwa ucapan tahniah ini tidak ada sangkut pautnya dengan mohon maaf lahir batin.
Secara sederhana, ucapan minal aidin wal faizin disebut bukan kalimat yang sempurna (al-jumlatul mufiidah). Kalimat itu pun dianggap tidak berdiri sendiri atau pasti terikat atau berhubungan dengan bacaan sebelumnya.
Sehingga kini banyak orang yang menganggap ucapan itu adalah doa, sehingga diucapkan dengan ungkapan singkat atau ada sesuatu yang disembunyikan.
Namun untuk menerjemahkannya perlu memunculkan makna yang disembunyikan bacaannya itu, agar mudah dipahami. Minal aidin wal faizin dapat diartikan dengan ‘semoga termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang’.
Jawaban ucapan taqabbalallahu minna wa minkum
Menukil NU Lamteng, riwayat yang menjelaskan ucapan taqabbalallahu minna wa minkum dituturkan oleh Muhammad bin Ziyad.
Ia menceritakan kejadian kala bersama Abu Umamah al-Bahili dan lainnya dari sahabat Rasulullah SAW. Syahdan, sepulang dari Salat Id, mereka saling mengatakan,
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ
Imam Ahmad menjelaskan, sanad hadis Abu Umamah ini Jayyid.
Ali bin Tsabit berujar,
سألت مالك بن أنس منذ خمس وثلاثين سنة وقال: لم يزل يعرف هذا بالمدينة.
“Aku bertanya pada Malik bin Anas sejak 35 tahun. Dia menjawab, ‘Hal (ucapan) ini selalu ditradisikan di Madinah.”
Dalam Sunan al-Baihaqi disebutkan:
عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ قَالَ: لَقِيتُ وَاثِلَةَ بْنَ الأَسْقَعِ فِي يَوْمِ عِيدٍ فَقُلْتُ: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، فَقَالَ: نَعَمْ تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، قَالَ وَاثِلَةُ: لَقِيتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمَ عِيدٍ فَقُلْتُ: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، فَقَالَ: نَعَمْ تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ.
Diriwayatkan dari Khalid bin Ma’dan, ia berkata, “Aku bertemu Watsilah bin Asqa’ pada hari Raya. Aku katakan padanya: Taqabbalallahu minna wa minka. Watsilah menanggapi, ‘Aku pernah bertemu Rasulullah SAW pada hari raya, lantas aku katakan ‘Taqabbalallahu minna wa minka’. Beliau menjawab, ‘Ya, Taqabbalallahu minna wa minka.”
Kedua riwayat ini memberikan benang merah, ucapan ‘Taqabbalallahu minna wa minka’ merupakan bacaan yang disyariatkan (masyru’) dan hukum mengucapkannya sunah.
Itulah penjelasan tentang jawaban ucapan Idul Fitri yang benar menurut Islam.
Comment