DEPOKRAYANEWS.COM- Bank Dunia mengapresiasi Indonesia yang telah mampu menekan kemiskinan ekstrem dari 19 persen pada tahun 2002 menjadi 1,5 persen pada 2022.
Country Director World Bank Indonesia Satu Kahkonen menyebut Indonesia mengalami pencapaian mengesankan dalam pengentasan kemiskinan. Daerah-daerah yang sebelumnya berada dalam status tertinggal saat ini mulai mengejar ketertinggalannya.
“Ini adalah pencapaian yang mengesankan. Dan saya ingin mengucapkan selamat kepada Indonesia atas pencapaian yang luar biasa ini,” kata Kahkonen kepada wartawan usai peluncuran laporan Bank Dunia bertajuk “Indonesia Poverty Assesment” di Jakarta, Selasa 9 Mei 2023.
Berdasarkan definisi Bank Dunia, masyarakat miskin ekstrem adalah masyarakat dengan paritas daya beli (PPP) di bawah 1,9 dolar AS per hari. Menurut Bank Dunia, Pemerintah Indonesia bisa memberantas kemiskinan ekstrem lebih cepat dari target yang ditetapkan pada 2024.
Dengan kemiskinan ekstrem yang hampir hilang, Indonesia dinilai perlu memperluas strategi pengentasan kemiskinan. Caranya dengan memperluas cakupan terhadap warga yang tidak sangat miskin ke dalam strategi pengentasan kemiskinan.
Menurut Bank Dunia, saat ini negara berpenghasilan menengah ke bawah menggunakan garis kemiskinan yang lebih tinggi, yaitu pengeluaran di bawah 3,20 dolar AS per hari.
Untuk terus menekan tingkat kemiskinan, Kahkonen mengingatkan bahwa ada tiga hal yang patut diperhatikan Indonesia. Pertama, penciptaan lapangan pekerjaan secara berkelanjutan. Kedua, menciptakan lingkaran ekonomi dari sisi perlindungan rumah tangga. Ketiga, pembiayaan investasi secara tepat.
Dia menyebut, pekerjaan di Indonesia sering kali tidak cukup membantu seseorang keluar dari kemiskinan. Beberapa contohnya petani yang pendapatannya rendah maupun rendahnya pendapatan pada pekerjaan nonpertanian di perkotaan. “Meskipun ini adalah kerja keras, sering kali bayarannya tidak cukup untuk keluar dari kemiskinan,” katanya.
Ancaman produktivitas yang rendah ini perlu diatasi dengan berbagai kebijakan yang saling melengkapi dan memberdayakan sektor swasta sehingga dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih produktif.
Laporan Bank Dunia juga mengungkapkan sekitar setengah dari jumlah perempuan Indonesia tidak termasuk di dalam angkatan kerja. Laporan ini merekomendasikan agar penerapan kebijakan dengan sasaran spesifik dapat membuka peluang bagi lebih banyak perempuan untuk masuk ke dalam angkatan kerja dan berkontribusi terhadap pertumbuhan produk domestik bruto negara.
Bank Dunia juga menyarankan agar Indonesia lebih menggencarkan program bantuan sosial dan jaminan sosial. Menurut Bank Dunia, jaminan sosial lebih efektif untuk menurunkan angka kemiskinan daripada program subsidi energi bahan bakar minyak. Bank Dunia mencatat program subsidi bahan bakar minyak hanya mengurangi tingkat kemiskinan sebesar 2,4 poin persentase.
“Bantuan sosial tidak hanya lebih efisien untuk mengurangi kemiskinan, tetapi juga sangat progresif dalam mengurangi ketimpangan,” kata dia.
Laporan Bank Dunia mengungkapkan jaminan sosial dapat membantu mengurangi dampak buruk dari permasalahan pengangguran hingga kesehatan. Akan tetapi, saat ini jaminan sosial hanya tersedia bagi pekerja formal.
“Bank Dunia berharap pemerintah dapat memperluas jangkauan bansos dan perlindungan sosial untuk meningkatkan perlindungan dan produktivitas pekerja,” ungkap laporan tersebut.
Program subsidi energi bahan bakar minyak dianggap tidak efektif untuk mengurangi angka kemiskinan. Hal ini karena program ini terlalu mahal dan membebani fiskal negara. “Subsidi energi mahal dan tidak efektif dalam mengurangi kemiskinan dan ketimpangan,” tulis Bank Dunia. (mad)
Comment