DepokRayanews.com- Ketimpangan antara rata-rata pendapatan per bulan dengan biaya hidup di Kota Depok ternyata sangat lebar.
Walikota Depok, Mohammad Idris menyebut berdasarkan hasil sensus ekonomi BPS, rata-rata pendapatan masyarakat Kota Depok Rp 14 juta per bulan, atau rata-rata Rp 1,2 juta per bulan.
Angka ini sudah naik dibanding tahun sebelumnya. Tapi rata-rata biaya hidup mencapai Rp 5 juta per bulan.
“Biaya hidup di Depok termasuk tinggi, rata-rata Rp 5 juta per bulan,” kata Idris ketika meresmikan Kawasan Klaster Industri Makanan Olahan di Kelurahan Pondok Petir, Bojongsari, Depok, Jumat (9/11/2018)
Karena itu walikota mendorong pertumbuhan UMKM untuk memperkuat ketahanan ekonomi keluarga. Apalagi kontribusi UMKM terhadap pendapatan domestik regional bruto (PDRB) sangat tinggi.
Menurut Idris, pengembangan UMKM menjadi salah satu upaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat serta perekonomian di wilayah
Dengan adanya industri rumahan, diharapkan juga ikut membuka lapangan kerja baru bagi warga setempat dan sekitarnya.
Walikota mendorong lurah dan camat untuk mengusulkan pembagunan sentra-sentra UMKM pada Musrembang mendatang.
Sesuai rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD), pemerintah mendorong adanya kawasan klaster industri di beberapa wilayah di Depok seperti pakaian jadi di Cipayung.
“Tapi ternyata yang paling siap adalah Kelurahan Pondok Petir dengan Kawasan indutri makanan olahan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi,” kata Idris.
Idris berharap dengan adanya kegiatan ini dapat mengurangi pengangguran di Kota Depok. Pemerintah Kota Depok, katanya, tidak dapat bekerja sendiri tanpa bantuan dari masyarakat Kota Depok.
“Kami Pemerintah Kota Depok mengapresiasi para pengusaha yang telah memberdayakan masyarakat sekitar, agar meningkatkan pendapatan ekonomi mereka. Diharapkan hal ini tidak hanya ada di satu wilayah saja, tetapi nantinya di seluruh wilayah di Kota Depok,” kata Idris. (red)
Comment