Depokrayanews.com- Pasar saham dunia sebagian besar jatuh pada Senin (30/1/2017) atau Selasa (31/1/2017) pagi WIB.
Ini setelah adanya kebijakan Presiden AS, Donald Trump yang membatasi imigran baru masuk ke AS. Kebijakan itu memicu kekhawatiran terhadap perdagangan dan ekonomi global.
Saham-saham di Wall Street membukukan hari terburuk mereka sepanjang tahun ini setelah perintah eksekutif Trump pada Jumat (27/1), melarang pengungsi Suriah dan menangguhkan perjalanan ke Amerika Serikat dari tujuh negara Islam, menyoroti kembali tentang kebijakan proteksionisnya.
Reaksi negatif terhadap perintah eksekutif Trump mendinginkan reli yang telah mengangkat ekuitas AS ke serangkaian rekor tertinggi setelah pemilihan presiden pada November, didorong oleh janji-janji pemotongan pajak dan peraturan yang lebih sederhana. Namun, risiko potensial dari beberapa kebijakan Trump telah mengurangi antusiasme.
Indeks Volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai ukuran ketakutan Wall Street, naik 1,32 poin menjadi 11,90 dari posisi terendah multi-tahun. Saham-saham di Wall Street jatuh sekitar satu persen tetapi mengurangi beberapa kerugian mereka di akhir sesi.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 122,65 poin, atau 0,61 persen, menjadi 19.971,13 poin. Indeks S&P 500 yang kehilangan 13,79 poin, atau 0,60 persen, menjadi 2.280,9 poin, dan indeks komposit Nasdaq merosot 47,07 poin atau 0,83 persen menjadi 5.613,71 poin.
Indeks saham MSCI turun 0,62 persen, sedangkan Indeks FTSEurofirst 300 saham-saham pan-Eropa terkemuka ditutup turun 1,06 persen. Indeks saham di Jerman, Prancis, Italia dan Spanyol semua turun lebih dari satu persen.
Di pasar Asia, Indeks Nikkei Jepang turun 0,5 persen. Sementara pasar saham Australia turun 0,9 persen.
Presiden hedge fund LibertyView Capital Management LLC, Rick Meckler, menuturkan antusias investor atas harapan dari agenda pro-bisnis Trump, terutama reformasi pajak dan peraturan, telah mendorong reli. “Dua hal ini yang paling penting,” kata Meckler di Jersey City, New Jersey, seperti dilansir Reuters, Senin (30/1).
“Kita tampak benar-benar terjebak sekarang dalam reformasi imigrasi dan pembatasan perjalanan,” ujarnya menambahkan.
Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di First Standard Financial di New York, mengatakan bahwa investor telah difokuskan pada proposal-proposal pro-pertumbuhan Trump dan mengabaikan apapun yang merugikan untuk kegiatan ekonomi, seperti proteksionisme. (ant)
Comment