Depokrayanews.com- Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani meminta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio untuk lebih memperhatikan sektor ekonomi kreatif karena potensi yang dikembangkan belum maksimal.
“Setiap tahun ekonomi kreatif mampu menyumbang sampai Rp 1.000 triliun, padahal potensinya lebih dari itu,” kata Rosan dalam acara ‘Dialog Nasional Ekonomi Kreatif’ di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (7/11/2019).
Menurut Rosan, pada tahun 2016 Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif tercatat sebesar Rp 922 triliun dan meningkat pada tahun 2017 menjadi Rp 1.000 triliun, dan meningkat lagi pada tahun 2018 mencapai Rp 1.105 triliun. Jumlah itu disumbang dari subsektor kuliner sebesar 43 persen, fesyen 18 persen dan kriya 16 persen. Sedangkan film, musik, dan pengembangan aplikasi dan permainan menjadi subsektor prioritas.
“Peningkatan dalam ekonomi kreatif ini menunjukkan bahwa sektor kreatif memiliki potensi yang sangat menjanjikan, jika mendapatkan penanganan yang lebih baik,” kata Rosan.
Chairman Grup Recapital itu kemudian membandingkan Indonesia dengan negara-negara lain yang sangat gencar memprioritaskan ekonomi kreatif sebagai motor utama negara tersebut. Di RRC, misalnya ekonomi kreatif dikembangkan sebagai alat ketahanan nasional untuk mengurangi infiltrasi budaya asing dengan mewajibkan tayang animasi dan sinetron lokal. Kemudian, Korea Selatan, pemerintahnya memajukan budaya K-POP, yang oleh perusahaan lokal Samsung dan Hyundai dimanfaatkan dalam pemasarannya ke negara luar.
“Di Malaysia, animasi bisa dimanfaatkan dalam budaya dan produk dagang Malaysia. Sementara Arab Saudi yang merupakan negara pengekspor minyak, mulai memikirkan untuk meningkatkan potensi ekonomi kreatifnya,” kata dia.
Rosan berharap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio bisa membawa ekonomi kreatif Indonesia menjadi motor utama penggerak roda perekonomian nasional karena ekonomi kreatif memberikan kontribusi ekonomi, seperti peningkatan lapangan pekerjaan, peningkatan ekspor, kontribusi terhadap produk domestik bruto, dan dapat membangun identitas bangsa yang bisa dibanggakan menjadi ikon budaya yang mencakup warisan budaya dan nilai lokal. (mad)
Comment