Depokrayanews.com- Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok, Hardiono menyebut ekonomi kreatif sangat potensial dikembangkan di Kota Depok.
“Depok punya kekuatan intelektual individu. Sumber daya manusianya bagus,. sehingga Kota sangat potensial memgembangkan ekonomi kreatif,” kata Hardiono ketika membuka Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Bappeda Kota Depok, Selasa (5/12/2017).
Pembicara dalam FGD bertema Arah Kebijakan Pembangunan Perekonomian Kota Depok itu adalah Direktur Harmonisasi Regulasi dan Standarisasi Badan Ekonomi Kreatif RI, Sabartua Tampubolon, Deputi Direktur Pengembangan Ekonomi Daerah Bank Indonesia kantor Perwakilan Provinsi Jawa Barat Dudi Dermawan Saputra dan Bambang Pamungkas, Kepala Seksi Neraca wilayah dan analis BPS Kota Depok.
FGD itu diikuti perwakilan dari Kadin Kota Depok, Apindo, Dekopinda dan perwakilan masing-masing dinas di Pemkot Depok.
Menurut Hardiono. kontribusi ekonomi kreatif terhadap produk domestik regional bruoto (PDRB) sebesar 10,z6 persen.
Sumbangan paling besar adalah dari fashion yakni sebesar 40,38 persen, kerajinan 29,60 persen dan kuliner sebesar 7,05 persen.
Dari 16 item ekonomi kreatif yang dikembangkan, kini sudah bisa menyerap tenaga kerja sebesar 9,13 persen dari total pekerja yang ada di Kota Depok.
Di bagian lain Hardiono mengatakan laju pertumbuhan ekonomi di Kota Depok tahun lalu mencapai 6,64 persen, jauh di atas rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sebesar 5,04 persen, atau jauh di atas rata-rata nasional sebesar 5,02 persen.
Dengan perkembangan yang begitu pesar, terjadi pula pergeseran sektor ekonomi dari sekunder ke tersier. Kontribusi sektor ekonomi tersier kini mencapai 46,76 persen, naik dibanding tahun sebelumnya yang baru 41,92 pers
Pertumbuhan sektor sekunder kini hanya 1.44 persen, turun dibanding tahun 2010 yang masih 1,8 persen.
Sedangkan tersier mencapai 51,8 persen
Sektor ekonomi sekunder adalah sektor yang mengolah hasil sektor primer menjadi barang jadi seperti industri manufaktur dan konstruksi.
Sedangkan sektor ekonomi tersier dikenal juga sebagai sektor jasa atau industri jasa.
Kota Depok tidak punya suber daya alam Seperti pertambangan, kehutanan ataupun perikanan sehingga tidak mungkin mengembangan sektor primer.
Begitu juga untuk sektor sekunder karena lahan untuk industri di Depok sangat terbatas.
“Karena itu, ke depannya Kota Depok akan diarahkan sebagai kota niaga dan jasa, sektor ekonomi tersiernya yang akan digenjot, ” kata Hardiono. (red)
Comment