Depokrayanews.com- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatat kerugian sebesar 2,48 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 36,25 triliun pada tahun 2022. Kerugian ini makin besar dibanding tahun 2019 yang hanya 44,57 juta dolar AS.
Pendapatan usaha sebesar US$ 1,49 miliar pada 2020, turun signifikan dibanding tahun 2019 yang mencapai US$ 4,57 miliar.
Hal itu terungkap dalam laporan keuangan Tahun Buku 2020 yang diunggal dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (IDX) pada Jumat 16 Juli 2021.
Dalam laporan itu juga disampaikan liabilitas jangka pendek Grup melebihi aset lancarnya sejumlah US$ 3,8 miliar dan Grup mengalami defisiensi ekuitas sebesar US$ 1,9 miliar.
Manajemen Garuda Indonesia menjelaskan bahwa pandemi Covid-19, diikuti dengan pembatasan perjalanan, telah menyebabkan penurunan perjalanan udara yang signifikan, dan memiliki dampak buruk pada operasi dan likuiditas Grup.
Secara spesifik, manajemen menyatakan belum dapat memenuhi kewajiban keuangannya kepada bank, vendor yang signifikan, seperti PT Pertamina (Persero) untuk pembelian bahan bakar, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai operator bandara, dan lessor pesawat.
“Ketidakmampuan Grup untuk memenuhi kewajibannya kepada lessor mengakibatkan pelarangan penggunaan (grounding) pesawat sewa tertentu Grup. Perjanjian-perjanjian pinjaman Grup memiliki batasan rasio keuangan yang tidak dapat dipenuhi oleh Grup,” kata manajemen Garuda Indonesia.
Apabila perseroan tidak dapat memenuhi persyaratan ini, pinjaman-pinjaman ini dapat jatuh tempo segera jika diminta oleh pemberi pinjaman. Perjanjian pinjaman ini umumnya juga memiliki persyaratan cross-default.
Kondisi-kondisi tersebut, menurut laporan itu, menunjukkan adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan signifikan tentang kemampuan Grup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
“Mempertimbangkan keadaan tersebut, manajemen Grup telah mempertimbangkan dengan cermat likuiditas masa depan dan kinerja Grup dan sumber pembiayaan yang tersedia dalam menilai apakah Grup akan memiliki sumber daya keuangan yang cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya,” tulis perseroan.
Langkah-langkah tertentu pun telah atau akan diambil untuk mengurangi tekanan likuiditas dan untuk meningkatkan posisi keuangan perseroan. (mad)
Comment