Depokrayanews.com- Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo akhirnya bersuara juga setelah 8 orang tokoh KAMI ditangkap aparat kepolisian karena tuduhan menyebarkan berita bohong alias hoaks.
Gatot meminta masyarakat tidak meributkan soal penangkapan 8 tokoh KAMI itu, karena di mata Gatot, 8 orang tokoh itu
merupakan pejuang yang tangguh.
“Teman-teman jangan ributkan teman kita yang lagi ditahan di Bareskrim. Mereka semua pejuang bukan karbitan!” kata Gatot seperti dilansir Hops.id, Rabu 14 Oktober 2020.
Kembali Gatot menegaskan kehadiran KAMI di Indonesia untuk memperbaiki kekacauan yang berisiko tinggi. Namun, para aktivis yang tergabung di KAMI sudah memahami risiko tersebut dan siap melanjutkan perjuangan.
“Kami sudah menghitung segala risiko sampai risiko terberat. Kami sudah siap lahir batin, maka tidak perlu diributkan apalagi dikasihani. Justru ada berkah dan kami mengucap syukur alhamdulillah,” kata Gatot.
Gatot meyakini para aktivis KAMI sudah memiliki mental kuat dan siap menerima konsekuensi apapun. Gatot juga mengklaim para aktivis KAMI itu tetap senyum ceria meski berada di balik jeruji tahanan.
“Kalau ragu atas pernyataan kami, silakan jenguk dan lihat pasti disambut dengan senyum ceria. Jadi itulah insan KAMI. Semakin ditekan semakin bangkit! Lanjutkan perjuangan saudaraku!” tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, 8 orang tokoh KAMI ditangkap polisi terkait aksi unjuk rasa tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja.
Penangkapan anggota KAMI, salah satu kelompok yang kritis terhadap pemerintah, terjadi di tengah polemik soal “aktor intelektual” di balik kerusuhan dalam unjuk rasa menentang omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja.
KAMI membantah tudingan bahwa mereka berperan dalam kerusuhan, menyebut penangkapan ini merupakan bagian dari “pola lama” mengambinghitamkan kelompok yang berseberangan dengan pemerintah.
Delapan yang kini ditahan itu adalah Juliana, Devi, Khairi Amri, dan Wahyu Rasari Putri dari KAMI Medan. Kemudian Anton Permana, Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, dan Kingkin di KAMI Jakarta. (mad/ris)
Comment