Depokrayanews.com- Kebijakan PT Pertamina (Persero) menaikkan harga LPG non subsidi secara bertahap sebesar Rp1.600-Rp2.600 per kilogram (kg) sejak Sabtu 25 Desember 2021 lalu membuat masyarakat menjerit.
Laila Indri (45), ibu rumah tangga di Sawangan Kota Depok misalnya, mengatakan kebijakan Pertamina itu mempersulit kehidupan masyarakat karena LPG 12 Kg sudah menjadi kebutuhan pokok.
Sebelum kenaikan harga, Laila sudah mengeluarkan Rp 155 ribu untuk membeli LPG 12 kg untuk kebutuhan 1 bulan.
Dengan kenaikan harga Rp 2.600 per kg yang diberlakukan Pertamina sekarang, pengeluaran itu bisa membengkak jadi Rp 186 ribu.
Laila menyebut kenaikkan itu terlalu tinggi.”Jangan kemahalan. Itu namanya menindas masyarakat. Mempersulit masyarakat yang sudah sulit. Kondisi ekonomi lagi terpuruk begini ,” kata dia kepada depokrayanews.com, Rabu 29 Desember 2021.
Jeritan yang sama juga disampaikan Mpok Yarti. Pedagang Pecal Lele di Limo, Depok itu juga kaget begitu membeli LPG dua hari lalu.
“Waduh, luar biasa dah. Napa dalam kondisi begini harga LPG dinaikkan dan naiknya tidak kira-kira. Mentang-mentang LPG sudah jadi kebutuhan pokok pedagang macam saya, seenaknya dinaikkan,” kata Mpok Yarti yang mengaku sudah 12 tahun buka warung pecal lele di pinggir jalan.
Menurut dia, kenaikkan harga LPG nenambah panjang daftar kebutuhan pokok yang mengalami kenaikkan harga sejak beberapa pekan terakhir.
Sebelumnya nasyarakat berteriak karena harga minyak goreng yang naik tinggi, disusul harga cabai, kemudian harga telor.
“Pak Presiden, napa harga kebutuhan pokok pada naik semua,” kata Abit, seorang buruh pabrik yang tinggal di Bojongsari
Menurut dia, kenaikkan upah buruh tidak seberapa. Hanya puluhan ribu. Tapi kenaikkan harga kebutuhan pokok tidak tanggung-tanggung. “Ya, tidak ada artinya kenaikkan upah yang tidak sampai 50 ribu yang berlaku Januari nanti,” kata Abit.
Dia berharap Presiden Jokowi memperhatikan nasib masyakat yang sebagian besar mengalami kesulitan akibat pandemi Covid-19.
“Kami mohon bapak presiden mendengar dan melihat kenyataan yang ada di tengah masyarakat. Begitu banyak bahan kebutuhan pokok yang naik. Sementara kenaikkan upah kami tidak seberapa,” kata Abit. (red/ril)
Comment