Depokrayanews.com- Siap-siap, harga tahu dan tempe bakal naik mulai Senin pekan depan. Sebab, Kementerian Perdagangan memberi sinyal harga kedua komuditas itu akan naik di pasar dalam negeri imbas dari kenaikan harga kedelai.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto mengatakan kenaikan terjadi karena harga kedelai impor meningkat dari kisaran Rp 9.000 menjadi Rp 9.300 sampai Rp 9.600 per kilogram pada saat ini.
kenaikan harga kedelai impor saat ini terjadi karena permintaan dari China meningkat dua kali lipat, yakni dari sekitar 15 juta ton menjadi 30 juta ton pada Desember 2020. Hal ini membuat harga kedelai di pasar internasional meningkat dari US$11,92 menjadi US$12,95 per busel.
“Jadi ada kemungkinan penyesuaian harga karena pembelian kedelai oleh perajin tahu tempe ke importir sudah ada kenaikan, kasihan juga kalau mereka tidak naikkan, nanti merugi,” kata Suhanto seperti dilansir CNNIndonesia.com, Sabtu 2 Januari 2020.
Hanya saja, Suhanto belum bisa memperkirakan berapa besar kemungkinan kenaikan harga tahu dan tempe nanti. Tapi yang jelas, kata dia, kenaikan harga kedelai impor saat ini sekitar 3,3 persen dari harga normal.
Sementara bahan baku kedelai merupakan komponen yang menyumbang sekitar 70 persen dari biaya produksi tahu dan tempe. Sisanya, merupakan biaya produksi lain, seperti tenaga kerja hingga pengemasan.
Sementara dari Kementerian Pertanian akan berusaha meningkatkan produktivitas produksi kedelai di dalam negeri. Sebab, saat ini, produksi di dalam negeri hanya berkontribusi sekitar 30 persen dari total kebutuhan.
Sisanya, ditutup dari impor. “Dari Kementan mereka lagi kejar agar produktivitas dan kualitas meningkat. Kami juga terus koordinasi di lapangan,” kata dia. (mad)
Comment