Depokrayanews.com- Ustazah kondang Mamah Dedeh dikabarkan meninggal. Kabar ini sangat mengejutkan kalangan ibu-ibu kelompok pengajian yang rutin mengikuti pengajian Mamah Dedeh baik secara langsung maupun melalui televisi.
Banyak fakta-fakta tentang Mamah Dedeh dengan nama asli Dedeh Rosidah yang belum banyak diketahui masyarakat, terutama bagaimana Mamah Dedeh memulai misinya sebagai pendakwah sampai menjadi ustazah kondang seperti sekarang.
Dedeh Rosidaha yang tinggal di Kota Depok itu, lahir di Ciamis, 5 Agustus 1951. Ia dikenal sebagai pengisi dalam acara Mamah dan Aa yang ditayangkan di Indosiar.
Mamah Dedeh sempat punya cita-cita menjadi seorang pelukis. Masa kecil hingga remajanya Mamah Dedeh lebih banyak di Ciamis. Mamah Dedeh besar dalam lingkungan pesantren dengan kehidupan agama yang amat disiplin.
Mamah Dedeh adalah anak dari seorang mubalig bernama Kiai Haji Sujai.
Lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), Mamah Dedeh melanjutkan pendidikan menengah atasnya ke Sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) sesuai keinginan ayahnya agar Dedeh menjadi seorang mubalig.
Demi mengikuti keinginan ayahnya, lulus dari PGA Mamah Dedeh melanjutkan pendidikannya di Fakultas Tarbiyah (pendidikan) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarief Hidayatullah, yang kini telah berubah menjadi Universitas Islam Negeri.
Pada tahun 1970, memasuki kuliah tahun ketiga, Mamah Dedeh menikah dengan kakak kelasnya, Syarifuddin.
Lulus kuliah, Mamah Dedeh tinggal bersama suaminya di rumah mertuanya, di Tanah Abang, lima tahun kemudian ia pindah ke Depok. Bersama suaminya, Syarifuddin, Mamah Dedeh telah memiliki empat anak.
Sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Mamah Dedeh telah terbiasa berceramah dari satu tempat ke tempat lain. Kebiasaan berceramah itu tetap Mamah Dedeh lakukan hingga ia menempuh pendidikan di IAIN Syarief Hidayatullah.
Pindah ke Depok tidak membuat Mamah Dedeh sulit beradaptasi dengan lingkungannya, bahkan ia diminta untuk mengisi pengajian di lingkungannya.
Seiring berjalannya waktu, ia juga berceramah dari RW ke RW hingga antar kampung.
Pada tahun 1994, aktor Benyamin Sueb pemilik radio Betawi Bens Radio meminta Mamah Dedeh untuk mengisi program Ngaji setiap hari Jumat.
Mamah Dedeh mendapatkan kesempatan tersebut berkat salah satu anak asuhnya yang bekerja di radio tersebut mengusulkan namanya pada Benyamin Sueb yang sedang mencari penceramah perempuan.
Mamah Dedeh kemudian mulai siaran di Bens Radio dengan gaya khasnya yang ceplas-ceplos mirip dengan karakter Bens Radio. Programnya tersebut lalu mendapat respons yang baik dari para penggemarnya.
Dari sinilah kemudian Mamah Dedeh diminta untuk mengisi program dakwah di stasiun televisi Indosiar bertajuk “Mamah dan Aa” pada tahun 2007.
Sejak tampil di Indosiar, namanya semakin populer dan ia mulai mendapat banyak undangan dari ibu-ibu pengajian hingga pejabat menteri.
Hingga kini, Mamah Dedeh telah berkeliling ke seluruh kota-kota di Indonesia untuk berdakwah.
Selain berceramah lewat visual, audio, tatap muka, ia juga berdakwah lewat buku.
Buku pertama yang ditulis oleh Mamah Dedeh adalah “Curhat ke Mamah Dedeh: Menuju Keluarga Sakinah”.
Mamah Dedeh makin eksis di dunia televisi, ia dipercaya untuk mengisi beragram program dengan nama yang berbeda, tetapi tetap dengan nama Mamah.
Program-program tersebut antara lain:
Mamah dan Aa (Indosiar, 2007-2011)
Ceramah (Ceria Bersama Mamah) (Indosiar, 2011)[2]
Curhat Akbar (2011)[2]
Mamah On The Street (2011)[2]
Mamah dan Aa BerAKSI (Indosiar, 2013-2019)
Hati ke Hati Bersama Mamah Dedeh (ANteve, 2011-2013)
Rumah Mamah Dedeh (tvOne, 2019-sekarang)
Eksis di dunia hiburan sebagai penceramah, Mamah Dedeh juga berkecimpung di dunia seni peran dengan bermain di beberapa judul sinetron. Tema sinetron yang dilakoninya masih tetap berhubungan dengan religi.
Mamah Dedeh juga diketahui menjadi bintang iklan beberapa produk. Kebanyakan iklan yang dipilihnya adalah makanan yang memang untuk kesehatan.
Mamah Dedeh bisa meraup uang hingga Rp 40 juta untuk sekali ceramah.
Rumor tersebut santer terdengar saat seorang mahasiswa di Boston University menyebutkan kalau di tahun 2013, tarif Mamah Dedeh mencapai Rp 40 juta.
Hal tersebut diungkapkannya di akun Twitter @jajang_jahroni. Bahkan, dari bisnisnya itu, Mamah mengaku bisa mengantongi uang hingga Rp 1,2 miliar setiap bulannya. (red/berbagai sumber)
Comment