Depokrayanews.com- Artis Julia Perez yang tengah terbaring di RSCM akibat serangan kanker serviks karena tidak melakukan deteksi sejak dini.
“Jupe tidak melakukan deteksi dini terhadap kanker serviks. Tahu-tahu ke dokter setelah stadium lanjut,” kata dr Kartiwa Hadi Nuryanto SpOG (K), spesialis obgyn RSCM/FKUI di sela edukasi tentang bahaya kanker serviks bagi ibu-ibu pegawai Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang digelar BPJS Kesehatan Jakpus, Jumat (21/4/2017).
Menurut dr Kartiwa, kanker serviks pada stadium awal nyaris tanpa gejala. Keputihan yang muncul acapkali dianggap sebagai hal biasa.
“Baru sadar ketika habis hubungan seks, mengeluarkan darah. Dan dalam situasi tersebut sesungguhnya kanker serviks sudah stadium lanjut,” kata dia.
Siapapun perempuan tetap memiliki risiko terkena kanker serviks. Sebab virus human papiloma (HPV) penyebab kanker serviks ini mudah didapat.
“Tidak ada di sel darah, virus ini bisa menular tidak hanya melalui hubungan seks tetapi juga aktivitas lainnya,” kata dia.
Karena itu agar tidak ada Jupe-Jupe lainnya, dr Kartiwa Hadi menyarankan semua perempuan yang sudah menikah atau pernah melakukan hubungan seks agar rutin deteksi dini kanker serviks.
Dua metode yang amat disarankan adalah papsmear dan tes IVA. Metode tersebut sangat efektif untuk melihat apakah serviks seorang perempuan mengandung HPV atau tidak.
Untuk melakukan deteksi dini kanker serviks, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Utama Jakpus Bona Evita mengatakan saat ini BPJS Kesehatan menanggung biaya deteksi dini kanker serviks.
Peserta JKN-KIS bisa melakukan di Puskesmas, klinik dokter maupun rumah sakit yang menjadi provider BPJS Kesehatan. “Tidak pakai bayar lagi, prosesnya simpel dan cepat,” jelasnya.
Sayangnya meski papsmear dan tes IVA sangat penting, hingga kini angka cakupan deteksi dini kanker serviks di Indonesia masih sangat rendah, hanya 5 persen. Artinya sebagian besar perempuan menganggap deteksi dini kanker serviks belum menjadi kebutuhan, masih dianggap sepele. (pkn)
Comment