Depokrayanews.com- Kasus demam berdarah (DBD) di Jawa Barat (Jabar) terus mengalami peningkatan. Data Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Jabar menunjukan sejak Januari 2024 hingga pertengahan Maret, jumlah kasus demam berdarah sudah mencapai angka 11.058 kasus. Dari angka itu, ada 96 orang meninggal.
Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin, sudah menginstruksikan Dinas Kesehatan Pemprov Jabar untuk menyediakan obat dan menambah stok infus di Puskesmas.
“Kami minta ke puskesmas, ada (sediakan) obat DBD dan infus untuk ditambah,” kata dia pada Kamis 21 Maret 2024.
Bey juga mengingatkan masyarakat agar waspada, cepat tanggap dalam melihat gejala demam berdarah. Bagi orang tua, apabila anaknya sudah bergejala, maka segeralah dibawa ke Puskesmas.
“Kita harus siap sedia dan kalau anak demam lebih dari satu hari bawa ke puskesmas agar dicek khusus DBD itu,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Jabar, Vini Adiani Dewi, mengatakan kasus demam berdarah akan mengalami peningkatan ketika memasuki musim pancaroba atau seiring dengan masa kembang biak nyamuk. Dia pun mewanti masyarakat agar waspada selama rentang bukan Januari hingga April.
“DBD ini senang pada air bersih (menggenang), maka kapan paling banyak terjadinya genangan? Ketika terjadi perubahan, kalau musim panas kan langsung kering dan kalau musim hujan akan terbawa arus,” ucap dia.
“Tapi kalau musim pancaroba, banyak air menggenang karena tidak langsung kering atau teralirkan. Jadi memang waspadanya Januari sampai April,” kata dia.
Salah satu cara yang dapat dilakukan, menurut Vini, yakni dengan memperhatikan kebersihan lingkungan. Masyarakat harus terbiasa menerapkan langkah 3M atau menguras, menutup, dan mengubur.
“Kita harus waspada ya. Sekali lagi, DBD ini penyakit sepanjang tahun dan harus tetap waspada DBD,” kata dia. (and)
Comment