Depokrayanews.com- Ketua DPD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kota Depok, Yusra Amir menyebut Kota Depok tidak punya roadmap pembangunan yang visioner sehingga arah pembangunannya tidak jelas.
Yusra menduga, Depok sepertinya ingin memiliki identitas seperti kota lainnya, dengan membangun sejumlah pusat belanja (mall), apartemen, dan pusat hiburan. Tujuannya tidak lain untuk menarik orang agar mau tinggal di Depok.
Akan tetapi, pemeritahnya lupa bahwa kota ini belum dipersiapkan secara matang karena belum memiliki rencana tata kota yang komprehensif, sehingga arah pembangunannya banyak yang tidak terintegrasi dengan kota lain di sekitarnya, seperti Tangsel, Bekasi, dan Kabupaten/Kota Bogor.
“Depok hanya memandang dirinya sendiri, tidak memanfaatkan kota-kota di sekitarnya sebagai potensi pengembangan sebuah kota,” kata Yusra Amir seperti dilansir Depokbagus, Senin 27 April 2020.
Menurut Yusra, jika pemerintah tidak memiliki visi misi yang jelas, kota Depok secara perlahan tapi pasti mulai kehilangan kultur dan budaya aslinya.
Yusra juga menyoroti pembangunan SDM yang seharusnya dimulai dari penyediaan pendidikan untuk masyarakatnya.
“Kita akan temukan sejumlah lembaga pendidikan yang mahal dan tentunya lebih berkualitas yang hanya bisa dijangkau oleh warga berpenghasilan menengah ke atas,” katanya.
Menurutnya pemerintah tidak menjadikan dinas Pendidikan menjalankan fungsi semestinya dalam bingkai pendidikan untuk masyarakat bawah.
Di Depok sering kali terjadi tawuran antar pelajar, bahkan sudah banyak yang meninggal. Seharusnya ini menjadi bahan kajian dan evaluasi oleh Dinas Pendidikan untuk dicarikan solusinya.
Belum lagi prosentase lulusan SMK. Berapa banyak pelajar asli Depok yang lulus SMK dan kemudian bisa melanjutkan ke perguruan tinggi negeri. Padahal, pembangunan tentunya bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM.
“Itu adalah janji dan tugas pemimpin sejak awal berdirinya kota Depok. Hari ini seharusnya kita menagih janji untuk masyarakat,” tegasnya.
Yusra mengatakan kota Depok dengan slogan ‘Unggul, Nyaman dan Religius’ akan sulit membuktikan jati dirinya sebagai sebuah kota yang dibentuk dan dikembangkan dengan mengakomodasi keinginan dan kebutuhan masyarakatnya diwujudkan dalam rencana yang berbasis ilmu, bukan sebuah kota yang dibangun dengan slogan ‘Smart City’, ‘Spirit of Humanity’.
“Kami mengajak semua pihak untuk kembali melakukan sesuatu berdasarkan keilmuan. Hari ini 21 tahun kita melihat mendengar dan merasakan ilmu yang tidak dihadirkan di tengah masyarakat akan mengakibatkan masyarakat juga memilih orang yang tidak berilmu sebagai pemimpinnya,” kata dia.
Sumber: depokbagus.com
HUT ke-21 Depok
Comment