DEPOKRAYANEWS.COM- Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengungkapkan banyak hal yang sebelumnya belum pernah terungkap. Bambang Soesatyo mengatakan karirnya dimulai dari bawah. Terlahir bukan dari keluarga berada, membuat Bamsoet harus berusaha keras sejak kecil. Bahkan, Bamsoet sempat menggadaikan barang-barang, seperti jam tangan, sebagai modal usaha menjual kebutuhan pokok.
“Apa yang saya capai hari ini bukan sesuatu hal yang tiba-tiba datang dari langit. Saya merintis usaha dari bawah. Semasa kuliah saya menjual berbagai kebutuhan pokok, seperti sayur, bawang merah dan telor di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. Karena tidak memiliki modal, saya terpaksa menggadaikan barang-barang yang dimiliki, termasuk jam tangan kesayangan pemberian almarhum Ayah saya,” kata Bamsoet saat launching buku ‘Meniti Buih di Antara Karang’ sekaligus syukuran ulangtahun ke-60 bersama keluarga dan para sahabat di Jakarta, Minggu malam 11 September 2022.
Hadir pada acara itu, antara lain Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, Ketua MK Anwar Usman, Ketum Nasdem Surya Paloh, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum Hanura Oesman Sapta, Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Ketum Perindo Harry Tanoe, Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsy. Para milenial, Youtuber, influencer seperti Atta Halilintar dan Aurel, Raffi Ahmad, Deddy Corbuzier, Ruddy Salim, Rizky Billar, Anang Hermansyah dan Ashanti, Kris Dayanti, Hotman Paris Hutapea dan lain-lain.
Hadir pula Menteri Luar negeri Retno Marsudi, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono, KASAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, KASAL Laksamana Yudo Margono, Danjen Kopassus Mayjen TNI Iwan Setiawan, Dubes Maroko OuadiĆ¢ Benabdellah, Dubes Kuwait Abdullah Y B SH Alfadhli, Plt. Dubes Libya Zakarya MM Elmograhbi, serta Duta Besar RRT Lu Kang.
Bambang mengatakan dirinya usai lulus dari Akademi Akuntasi Jayabaya dan Fakultas Ekonomi STEI. Memulai kariernya sebagai seorang jurnalis. Ia bergabung dalam Harian Prioritas yang dipimpin Surya Paloh. Saat menjadi wartawan, Bamsoet banyak bertemu dengan narasumber yang menjadi pengusaha. Semisal, Bob Sadino, Aburizal Bakrie, Agung Laksono ataupun Syarif Cicip Sutardjo.
“Mereka adalah guru-guru saya dalam bidang bisnis. Bang Surya Paloh adalah Boss yang memberikan gaji pertama dalam kehidupan saya sebagai wartawan. Ketika Harian Prioritas dibredel, saya kemudian memberanikan diri memulai usaha media dengan menawarkan proposal kepada Aburizal Bakrie, Agung Laksono, Adi Putera Tahir, Ava Tjokropranolo dan Fadel Muhammad. Mereka semua kemudian menyetujuinya,” kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, Agung Laksono pula yang mengajak dirinya bergabung dalam Partai Golkar. Sementara, Fadel Muhammad mengajak bergabung Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan Aburizal Bakrie membawanya masuk dalam jajaran pengurus KADIN Indonesia dua puluh tahun lalu.
“Setelah bergabung di Partai Golkar, saya memberanikan diri menjadi Caleg Partai Golkar. Namun, perjuangan menjadi anggota DPR tidak mudah dan memerlukan perjuangan panjang. Butuh empat kali gagal sebagai Caleg sebelum akhirnya berhasil terpilih sebagai wakil rakyat,” kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini memaparkan, dirinya pertama kali mengikuti Pemilu sebagai calon anggota legislatif di Pemilu 1992 dengan nomor urut 18, Pemilu 1997 dengan nomor urut 8, Pemilu 1999 dengan nomor urut 4, dan Pemilu 2004 dengan nomor urut 2. Dalam keempat Pemilu tersebut, ia belum terpilih menjadi anggota legislatif. Baru pada Pemilu 2009 Bamsoet terpilih menjadi anggota DPR dari Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen.
“Ketika gagal saat mengikuti Pemilu keempat di tahun 2004, harta yang saya miliki ludes terpakai. Apa yang saya kumpulkan selama berbisnis, habis semua. Bahkan, saya sempat down. Mungkin itulah cara Allah menunjukkan bahwa saya akan mendapatkan yang lebih besar lagi. Karena setelah itu, saya bersama Agung Laksono dan beberapa senior Hipmi lainnya mendapatkan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) di Papua dan tambang batubara di Kalimantan Selatan. Di situlah kemudian, pelan-pelan saya membangun lagi bisnis yang habis-habisan kemarin karena Pemilu,” kenang Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Ketua Umum Keluarga Besar Olahraga Tarung Derajat ini menegaskan, profesi atau usaha apapun jika dijalani dengan tekun dan serius akan membuahkan hasil yang baik. Kegagalan jangan membuat patah semangat, tetapi harus menjadi cambuk untuk berusaha lebih baik lagi.
“Keluarga dan teman adalah anak tangga untuk mencapai sukses. Untuk itu nilai-nilai sebuah pertemanan atau persahabatan harus dijaga. Ketika menjabat sebagai Ketua DPR ataupun menjadi Ketua MPR saat ini, saya selalu menghindari konflik. Jurus yang selalu saya terapkan adalah merangkul, bukan memukul. Bagi saya seribu kawan masih terlalu sedikit, satu musuh sudah terlalu banyak,” ujar Bamsoet.
Dalam buku Bamsoet ’60 Tahun Meniti Buih Diantara Karang’, banyak tokoh dan sahabat yang menyampaikan kesannya. Diantaranya Presiden Joko Wododo, Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin, Kepala BIN Jenderal Pol (P) Budi Gunawan, Ketua KPK Komjen Pol Firli Bahuri, Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid, Ketua Umum FKPPI Pontjo Sutowo dan Ketua Umum Pancasila Japto Soerjosoemarno.
Jaksa Agung Sanitar Burhanuddin menegaskan, selain sebagai politisi ulung, Bamsoet juga memiliki perhatian yang luar biasa terhadap perkembangan hukum di Indonesia. Bamsoet juga sangat mengapresiasi atas reformasi penegakkan hukum pidana yang dilakukan oleh Kejaksaan.
Sebagai sosok legislator yang matang, Bamsoet sangat memahami arti penegakkan hukum yang berkeadilan dan tidak terpaku pada teks peraturan perundang-undangan semata, melainkan harus dapat dilihat dalam konteksnya agar dapat menyentuh rasa keadilan yang ada di masyarakat. (*)
Comment