Depokrayanews.com- Anda pernah mendengar nama Gong si Bolong? Ya, gong yang konon selalu berbunyi sangat kencang memecah kesunyian Depok
Banyak cerita tentang gong yang sudah berusia ratusan tahun itu. Begitu juga cerita tentang penemuan gong itu yang dianggap penuh mistis. Benarkah?
Bersama sejumlah tim dari Komunitas Kampung Kita Depok (K3D) beberapa waktu lalu sempat berkunjung dan bertemu dengan Buang Jayadi, yang akrap disapa Engkong di kawasan Tanah Baru. Beji, Kota Depok.
Engkong ini adalah penerus penjaga Gong si Bolong , salah satu alat musik yang ditemukan.
Sebetulnya selain Gong si Bolong, ada gendang dan bende yang masih tersimpan rapi di kediaman Engkong.
Ada yang hilang, seperti Keromong, Saron dan beberapa alat lain. Tapi yang paling terkenal dari sejumlah alat musik itu adalah Gong si Bolong,
Alat-alat musik itu dijaga dengan baik dan apik oleh Engkong. Meski Engkong punya sanggar kesenian tradisional Gong si Bolong, tapi tidak selalu Gong si Bolong asli ditampilkan.
Lalu seperti apa cerita penemuan Gong si Bolong itu sebenarnya? Apakah memang ada kisah mistis dibalik penemuan alat musik itu?
Berikut penuturan Engkong secara lengkap dengan gaya Bahasa Indonesia yang belum disempurnakan;
Gong Si Bolong ini kan, gong boleh mungut di pinggir kali Krukut. Ceritanya begini. Zaman dulu, persisnya tahun 1750 masehi, saat malem ari (malam hari) Engkong Jimin (penemu gong) mendengar suara gamelan di daerah Krukut.
Ditelusuri dan dicari asal suara bunyi itu. Pas dilihat, ada gamelan atau alat gamang keromong lengkap. Dan anehnya, suara itu tetap bunyi, padahal ga ada yang mainin.
Meski hanya sendirian, beberapa alat tersebut dibawa pulang ke rumah Engkong Jimin. Tiga alat yang dibawa adalah, Gong si Bolong, gendang, dan Bende.
Agar memudahkan pengangkatan benda yang tersisa, Engkong Jimin lantas mengajak beberapa kawannya untuk membantu proses pemindahan.
Setelah sampai di sana. Eh, barang yang sisa malah hilang begitu aja. Dicari ga dapat. Bahkan sampai sekarang, sisa barang itu masih menjadi misteri warga dan keturunan Engkong Jimin,
Comment