INDORAYANEWS.COM- Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI menyatakan anggota Komisi X DPR Nuroji dari Partai Gerindra terbukti melanggar kode etik karena pernyataannya yang mengandung unsur diskriminasi terhadap ras dan etnis saat mengkritik kebijakan naturalisasi pemain Tim Nasional (Timnas) Indonesia.
MKD DPR memberikan sanksi berupa teguran tertulis atas pernyataan tersebut yang dilontarkan saat rapat kerja bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) beberapa waktu lalu.
“Terbukti melanggar kode etik DPR RI, Nuroji diberikan sanksi ringan berupa teguran tertulis,” kata Ketua MKD DPR Nazarudin Dek Gam, seusai memimpin sidang di Ruang Sidang MKD DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 3 Desember 2024.
Adalah Yayan Setiadi, seorang pelajar atau mahasiswa, yang mengadukan Nuroji atas dugaan pelanggaran Pasal 281 ayat (2) UUD 1945 kepada BKD DPR RI. Pasal tersebut mengatur “Setiap orang bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif”.
Putusan MKD DPR sudah disampaikan kepada Nuroji, yang juga hadir langsung dalam sidang tersebut.
“Putusan ini berlaku hari ini,” jelas Nazarudin. Nuroji adalah anggota DPR RI dari Fraksi Gerinda daerah pemilihan Depok-Bekasi.
Wakil Ketua MKD DPR Agung Widyantoro menyatakan Nuroji mengakui kesalahannya atas pernyataan yang dilontarkannya tersebut.
“Teradu sudah mengakui kesalahannya. Dari pengakuan ini, teradu merasa bersalah,” kata Agung.
Agung menjelaskan bahwa Nuroji mencoba membedakan antara anak kampung dan yang sudah dinaturalisasi Timnas Indonesia. Menurutnya, keputusan naturalisasi pemain Timnas adalah kebijakan pemerintah yang seharusnya mendapat dukungan penuh dari parlemen.
“Ini adalah kebijakan yang harus kita amankan bersama, demi menjaga kehormatan DPR dan mendukung Timnas Indonesia yang tengah meraih prestasi,” tambah Agung.
Agung juga mengingatkan bahwa Presiden Prabowo Subianto memiliki niat untuk memperkuat Timnas Indonesia, dan dia berharap kemenangan maksimal bagi Timnas sesuai harapan presiden.
“Anggota dewan yang memiliki pandangan berbeda seharusnya menggunakan diksi dan narasi yang bijak, tanpa menurunkan semangat Timnas Indonesia yang sedang berjuang,” kata dia. (mad)
Comment