Depokrayanews.com- Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pengembangan mobil listrik harus terealisasi di Indonesia supaya Indonesia tidak menjadi pasar mobil listrik hasil pengembangan negara lain.
Menurut Luhut, selama ini industri otomotif Indonesia hampir 96 persen dikuasai mobil produsen Jepang.
“Bisa diartikan secara teknologi mobil konvensional Indonesia ‘dijajah’ Jepang,” kata
Luhut dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin 7 September 2020.
Hal ini sejalan dengan data penjualan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil Tanah Air saat ini dikuasai Toyota, Daihatsu, Suzuki, hingga Honda yang berasal dari Jepang.
“Hampir 96 persen mobil di Indonesia, mobil Jepang, tidak ada mobil lain. Jadi kita ini sebenarnya, maaf kalau kita bilang kita ini secara teknologi dijajah oleh Jepang memang iya,” kata Luhut.
Menurut Luhut, melalui mobil listrik, Indonesia bisa keluar dari ‘jerat’ teknologi Jepang. Pengembangan mobil listrik disebutnya lebih mudah, dan materialnya rata-rata tersedia di Indonesia.
Penasehat Khusus Bidang Kebijakan Inovasi dan Daya Saing Industri Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan era mobil tampa emisi harus menjadi momentum agar Indonesia bangkit dan punya industri sendiri.
“Jadi ini momentum yang tidak boleh kita abaikan. Ini saatnya Indonesia bangkit kalau mau punya industri nasional,” kata Satryo.
Menurut Satryo Indonesia mampu mengembangkan industri mobil listrik karena teknologinya lebih ringkas ketimbang kendaraan dengan sistem pembakaran internal.
“Mobil listrik itu teknologinya paling sederhana. Dibandingkan mobil konvensional, di Indonesia itu lebih dari 50 tahun tidak pernah bisa membuat mesin. Nah dengan mobil listrik hanya butuh baterai, motor listrik dan kontroler,” kata dia. (mad)
Comment