DEPOKRAYANEWS.COM- Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku sempat deg-degan dengan janji kampanye Joko Widodo (Jokowi) saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Sebab, saat itu Jokowi banyak menebar janji fantastis soal dana pendidikan. Tak hanya beasiswa yang diberikan melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), tapi juga menjanjikan dana-dana lainnya.
“Pada saat Bapak Presiden (Joko Widodo) kampanye di 2019, saya yang deg-degan Bapak. Karena Bapak waktu itu tidak hanya buat LPDP, tapi membuat dana abadi, perguruan tinggi, dana kebudayaan. Sekarang kita semua sudah memenuhi seluruh janji kampanye Bapak Presiden,” kata Sri Mulyani pada acara PDP Festival 2023 di Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis 3 Agustus 2023.
“Terima kasih atas dorongan Bapak Presiden kepada kami semua,” tambah Sri Mulyani.
Sri Mulyani sudah menjadi menteri keuangan (menkeu) di periode pertama Jokowi. Ani, sapaan Sri Mulyani, menggantikan Bambang Brodjonegoro di Kabinet Kerja sejak Juli 2016. Setelah itu, Ani kembali dipercaya Jokowi mengisi posisi Bendahara Negara hingga 2024 nanti.
Selain curhat deg-degan dengan janji kampanye Jokowi, Sri Mulyani menitipkan pesan kepada para penerima hingga alumni beasiswa LPDP agar berterima kasih kepada orang nomor satu di Indonesia itu.
“Kalian semua berbahagia selama dipimpin Bapak Presiden Jokowi. Jadi, berterimakasihlah atas kebahagian itu,” katanya.
Pasalnya, pada 2010 lalu, di awal kemunculan LPDP, anggaran yang tersedia hanya Rp1 triliun. Namun, 11 tahun berlalu sudah beranak-pinak menjadi Rp139,1 triliun.
Setidaknya sudah ada 40.174 putra-putri terbaik di Indonesia yang disekolahkan di perguruan tinggi favorit di seluruh dunia dengan menggunakan beasiswa murni LPDP. Sementara itu, kerja sama LPDP dengan Kemendikbud Ristek membiayai 159.752 penerima beasiswa dan Kemenag sebanyak 20.089 orang.
“Jadi total penerima beasiswa LPDP itu 200 ribu orang kira-kira sekarang yang sedang menerima beasiswa. Ini baru 0,1 persen dari penduduk Indonesia. Kalau Indonesia ingin maju terus dengan pendapatan tinggi menuju Indonesia Emas 2045, 0,1 persen belum cukup,” kata Ani. (mad)
Comment