Depokrayanews.com- PDAM Tirta Asasta Depok menargetkan keuntungan sebesar Rp 6 miliar sampai akhir tahun 2016.
Padahal sampai akhir 2015, perusahaan plat merah milik Pemerintah Kota Depok itu masih merugi Rp 900 juta.
Direktur Utama PDAM Tirta Asasta, M. Olik optimis target keuntungan sebesar Rp 6 miliar itu bisa tercapai. “Insya Allah bisa tercapai, karena sampai bulan Mei, kami sudah bisa membukukan keuntungan sebesar Rp 4 miliar,” kata Olik kepada depokrayanews.com.
Olik yang memasuki periode kedua sebagai dirut mengakui, lonjakan pendapatan dan keuntungan PDAM Tirta Asasta itu lebih banyak karena adanya pelimpahan sebagian aset PDAM Bogor ke PDAM Tirta Asasta Depok.
Dulu, jumlah pelanggan PDAM Tirta Asasta Depok hanya 9. 000, kini membengkak menjadi 58.000 pelanggan.
Dengan jumlah pelanggan sebesar itu, kapasitas produksi PDAM Tirta Asasta Depok sudah berada pada ambang batas mengkhawatirkan. Kapasitas produksi saat ini hanya 730 liter per detik dan dalam keadaan normal hanya mampu memenuhi kebutuhan sekitar 60 ribu pelanggan.
Karena itu, kini tengah dilakukan peningkatakan kapasitas di beberapa lokasi sehingga ada tambahan produksi 400 liter per detik, sehingga total menjadi 1.130 liter per detik. “Kami dapat dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp 27 miliar untuk peningkatan kapasista produksi,” kata Olik. Dia berharap akhir 2016, proyek peningkatan produksi itu bisa selesai.
Lokasi yang akan mengalami peningkatan kapasitas, antara lain instalasi pipa air (IPA) Citayam dari 160 liter per detik menjadi 360 liter, IPA Leggong dari 330 liter naik menjadi 1.000 liter. (and)
Ass. wrwb. Saya Bp Haryanto di Depok II Tengah, Jl. Rebana V sebagai Pelanggan PDAM Kota Depok, pada tgl 25 Okt 2016 saya dikabari oleh petugas PDAM bahwa pemakaian Air dirumah yang saya Kontrak itu tidak wajar dikarenakan ada Saluran yang Bocor. Setelah saya cek tidak ada kebororan pada kran air rumah saya. Tetapi info petugas PDAM ada kebocoran pada saluran bawah tanah. Setelah diberitahu hal tsb saya kaget karena setelah saya cek dari Meteran jumlah pemakaian saya sebanyak +/- 700 m3 dan saya diharuskan membayar sebesar Rp. 4.100.000,- dan tidak ada kebijaksanaan pengurangan. Saya merasa seperti tidak dibantu sebagai Customer karena pihak PDAM Tirta Astana tidak bisa memberikan Solusi dan hanya mengharuskan saya membayar sejumlah tsb. Saya kecewa karena kebocoran itu bukan kesalahan saya tetapi saya diharuskan membayar sejumlah tsb. Bagi pelanggan PDAM Tirta Astana saya ingatkan hati-hati terhadap Saluran air Rumahnya karena kalau sdh ada kebocoran pihak Tirta Astana tidak mau tau dan diharuskan membayar. Salam
Sebagai sebuah institusi bisnia,sangat wajar PDAM menargetkan ke untungan sebesar itu;yg perlu dipertanyakan adlh:apakah keuntungan itu berbanding lurus dgn qualita pelayanan pada masyarakat(pelangga n),serta berapa jmlh masy yg akan menjadi customer PDAM yg menja di target sasarannya(yg disesuaikan dgn kemampuan kapasitas air yg tersedia.pada tahun2 mendatang?sudah adakah rencana mengemba likan 29 buah setu yg sdh tertimbun rumah/bamgunan?