DEPOKRAYANEWS.COM- Wakil Walikota Depok, Imam Budi Hartono mendadak memanggil pihak PT Andyka Investama, pengembang mega proyek Super Blok Metro Stater.
Dalam pertemuan itu, Imam mengultimatum agar Terminal Terpadu Depok yang merupakan bagian dari mega proyek itu harus tuntas Maret 2023.
Informasi yang diperoleh depokrayanews.com menyebutkan, Imam sengaja memanggil pihak PT Andyka Investama, karena sejak Tahun 2019, proyek itu tidak ada perkembangan sama sekali. Bahkan pihak Andika Investama sudah beberapa kali mengajukan adendum perpanjangan perjanjian kerjasama dengan pihak Pemkot Depok.
Sesuai kerjasama yang ditandatangan bersama Pemkot Depok, pihak Andyka Investama menjanjikan terminal terpadu itu selesai Tahun 2019. Pembangunannya dimulai sejak 6 Agustus 2018.
Proyek Metro Starter berdiri di lahan seluas 2,6 hektar milik Pemkot Depok itu, dibangun dengan perjanjian bangun guna serah (BGS) dalam 30 tahun. Artinya, setelah 30 tahun, semua aset di lahan terminal itu, mulai dari unit komersil dan apartemen yang dikelola pengembang menjadi milik Pemkot Depok.
Pemkot Depok melakukan MoU hanya untuk Terminal Terpadu dan setelah rampung pengelolaan dilaksanakan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok
Kini, setelah 4 tahun sejak mulai pembangunan, mega proyek itu belum berwujud apa-apa. Karena itu, Imam Budi Hartono memanggil pihak PT Andyka Investasi. Dalam pertemuan itu hadir Sumarsono Hadi Direktur PT Andyka Investama.
Setelah mendengar penjelasan kondisi mega proyek itu dari Soemarsono Hadi, Imam Budi Hartono meminta agar pembangunan terminal terpadu diprioritaskan. Bahkan memberi waktu 1 tahun untuk menyelesaikan pembangunan terminal. Artinya, April 2023 terminal sudah harus selesai.
Sumarsono dikabarkan siap melaksanakan tugas dari Wakil Walikota Depok itu. Pertemuan itu tidak berlangsung lama.
Karena mendadak, Soemarsono kabarnya tidak membawa bahan rapat sama sekali. Hanya datang dengan membawa handphone saja. Tidak ada satu lembar kertas laporan yang diserahkan Soemarsono kepada wakil walikota.
Dalam pertemuan itu, Imam Budi Hartono didampingi dinas terkait, separti Bappeda, Disrumkim, Dishub dan BKD. Sedangkan Soemarsono datang sendirian.
Ketika dikonfirmasi depokrayanews.com, beberapa hari lalu, Muttaqin yang selama ini dikenal sebagai juru bicara mega proyek itu membenarkan adanya pertemuan Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono dengan pihak PT Andyka Investama. Begitu juga soal ultimatum Wakil Walikota Depok agar PT Andyka Investama menyelesaikan pembangunan terminal terpadu tahun depan.
”Ya, benar. Tapi tidak usah buat berita dulu. Biarkan kami tenang nyiapin pembangunan,” kata Muttaqin yang kini menjadi Ketua Bidang Pemenangan Pemilu dan Pilkada DPD PKS Kota Depok.
Menurut Muttaqin, di lokasi proyek itu sudah terpasang 200 borpile. Dan kini sedang dilaksanakan review design dengan konsultan supaya pada bulan Maret 2023 bisa selesai. Total investasi untuk pembanguan terminal, kata dia, sebesar Rp 60 miliar.
Sesuai rencana terminal Terpadu Metro Stater itu akan mengintegrasikan terminal angkutan dengan Stasiun Commuter Line Kereta Api Depok.
Terminal itu akan dilengkapi dengan ratusan unit ruko komersil, dan apartemen tiga menara setinggi 28 lantai.
Bahkan Sekda Kota Depok, Hardiono ketika itu menyebut Terminal Terpadu Depok menggunakan sistem teknologi dan informasi yang moderen. Ini, karena Depok dicanangkan satu dari 100 kota di Indonesia yang bertransformasi menjadi smart city.
Hardiono mengakui PT Andyka Investama, anak perusahaan pengembang Trivo Grup itu sudah beberapa kali meminta adendum, karena waktu penyelesaian pembangunan mundur dari semestinya.
“Seharusnya terminal itu sudah diserah terimakan ke pihak Pemkot Depok Tahun 2019, namun mereka meminta mundur hingga Oktober 2020,” kata Hardino ketika itu. Kini, sudah Tahun 2022, terminalnya juga belum ada.(red)
Comment