DepokRayanews.com- Salah seorang warga negara Indonesia yang dinyatakan positif terpapar Covid-19 mengaku sangat tertekan atas pemberitaan tentang dirinya di semua media. Dia kemudian melampiaskan kesedihannya melalui media sosial plus foto-foto dirinya bersama sang ibu. Pengakuan itu kemudian tersebar luas ke media sosial, termasuk di jaringan WA group. Awalnya banyak yang meragukan apakah itu benar-benar pengakuan pasien, atau hoax. Apa mungkin si pasien bisa menggunakan handphone selama dalam perawatan. Banyak sekali asumsi yang berkembang.
Kompas ternyata berhasil menghubungi pasien yang sedang di ruang isolasi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta, Selasa (3/3/2020) siang. Bagi Kompas, pasien ini sudah dikenal lama. Karena berdasarkan penelusuran arsip harian Kompas, keseharian, aktivitas, dan prestasi pasien pernah diberitakan Kompas lebih dari 60 kali. Pasien juga beberapa kali menulis artikel untuk harian Kompas, terutama dalam hal kesenian dan kebudayaan sejak tahun 1990-an
”Saya stres. Konon beritanya heboh, rumah saya diberi police line, disemprot disinfektan, saya diisolasi, tetapi tidak diberi tahu secara resmi,” kata sang pasien.
Berikut petikan wawancara Kompas dengan pasien yang kami muat untuk pembaca depokrayanews.com.
Tanya :Apa kabar?
Pasien: Saya baik-baik saja….
Tanya : Bagaimana ceritanya sampai diisolasi?
Pasien: Saya mulai meriang 21 Februari (2020) saat latihan menari. Lalu, saat pentas tari tanggal 23 Februari agak mudah lelah. Ada batuk-batuk kecil. Hari Senin saya cek, suhu badan sampai 38 (derajat celsius). Gejala ini, kok, makin menguat pada hari Selasa dan Rabunya, gitu.
Tanya : Apa sempat periksa ke dokter sesudah demam itu?
Pasien: Baru ke RS di Depok itu, Kamis, 27 Februari, bareng anak saya. Nah, ini ceritanya lain lagi. Anak saya itu tanggal 14 Februari jadi host di Kemang. Kebetulan, saat acara ada seorang perempuan warga Jepang.
Tanya : Warga negara Jepang itu teman?
Pasien: Anak saya tidak kenal. Sehabis acara itu, besoknya, anak saya menggigil seperti demam. Sempat periksa bolak-balik ke dokter, enggak sembuh juga. Sampai akhirnya kami berdua memeriksakan diri ke RS di Depok itu.
Saya didiagnosis tifus dan anak saya bronkitis pneumonia. Saat itu juga dokter meminta kami untuk opname. Kami sempat satu ruangan walau kemudian minta dipisah.
Tanya : Mengapa kemudian sampai diisolasi?
Pasien: Teman anak saya lalu cerita kepada anak saya bahwa warga Jepang yang hadir di Kemang itu dinyatakan positif corona di Malaysia. Nah, atas inisiatif saya, kami minta kepada dokter untuk dilakukan tes virus corona saja. Terus terang kami khawatir terhadap diri kami. Atas inisiatif saya, kami meminta kepada dokter untuk dilakukan tes virus korona saja.
Tanya : Apa kemudian yang dilakukan dokter?
Pasien: Tahu-tahu, tanpa pemberitahuan apa pun, kami dipindahkan kemari (maksudnya RSPI Sulianti Saroso) pada hari Sabtu, 29 Februari malam hari. Sampai di sini (rumah sakit) jam 2 pagi. Jadi kami diisolasi.
Tanya : Apakah kemudian ada pemberitahuan Anda positif Covid-19?
Pasien: Enggak ada. Sampai kemudian heboh kemarin itu… (Senin, 2 Maret
2020, Presiden Joko Widodo secara resmi mengumumkan dua WNI positif Covid-19).
Nah, karena telanjur heboh, saya tanya ke dokter yang merujuk ke sini, dia bilang bahwa saya dan anak saya positif corona sambil bilang enggak apa-apa semua sudah ditangani kok….
Tanya : Bagaimana reaksi Anda ketika diberi tahu positif Covid-19?
Pasien: Saya tertekan walau bukan karena sakitnya. (Saya) sampai sekarang baik-baik saja, buktinya bisa teleponan walau masih batuk-batuk kecil.… Saya tertekan karena pemberitaan yang menstigma saya dan anak saya. Kasihan, kan, foto-fotonya diekspos kayak gitu. Ini, kan, bikin heboh. Saya tertekan karena pemberitaan yang menstigma saya
Tanya : Sekarang anak ibu diisolasi juga?
Pasien: Ya, di RS yang sama, tapi kamar berbeda.
Tanya : Apa dokter rutin melakukan pemantauan?
Pasien: Seingat saya baru datang dua kali dengan perawat.
Tanya : Anda tahu diberi obat apa?
Pasien: Tidak diberi obat minum, cuma diinfus saja.
Tanya : Kondisi hari ini gimana, Bu?
Pasien: Saya baik-baik, bisa beraktivitas di ruangan walau masih diinfus.
Kadang masih batuk-batuk kecil.
Tanya : Suhu tubuh terakhir tercatat berapa?
Pasien: Antara 36-37 derajat kok…Udah dulu ya. Doakan saja saya sehat.…
Tanya : Akan berapa lama diisolasi?
Pasien: Nah itu enggak tahu, tidak ada pemberitahuan.
Tanya : Baik, kami doakan segera pulih seperti semula.…
Pasien: Salam buat teman-teman Kompas….
Sumber: Kompas
Comment