DEPOKRAYANEWS.COM- PT Permata Husada Sakti (PHS) menandatangani perjanjian kerjasama strategis dengan Global Islamic Chamber of Trade and Commerce (GICTC) atau Kamar Dagang dan Industri Islam Global yang berkantor pusat di Kuwait.
Perjanjian kerjasama itu ditandatangani oleh Direktur Utama PT PHS, dr. Karlina, MARS dan Pendiri sekaligus Ketua GICTC Abdulla Hasan Thakur di auditorium Rumah Sakit (RS) Grha Permata Ibu (GPI) di Beji, Kota Depok, Selasa 12 September 2023.
Acara itu, antara lain dihadiri Kepala Strategi GICTC ASEAN, Imam Nur Azis, Kepala Perwakilan GICTC Jakarta, Zakaria Abdul Latief, sejumlah delegasi GICTC dari Kuwait dan Malaysia serta jajaran manajemen group PT PHS.
GICTC yang diinisiasi oleh Abdulla Hasan Thakur adalah sebuah platform pengembangan ekosistem bisnis halal dan ekonomi Islam global. Sedangkan PT PHS adalah perusahaan induk yang membawahi sejumlah perusahaan, termasuk Rumah Sakit Grha Permata Ibu (GPI).
”Ini sebuah anugerah yang luar biasa. Kami merasa beruntung, banyak perusahaan yang ingin menjalin kerjasama dengan GICTC, Alhamdulillah, kami malah mendapat kesempatan yang pertama. Delegasi GICTC berkunjung dan mendengarkan paparan tentang PHS dan anak perusahaan,” kata Dirut PT PHS, dr. Karlina, MARS kepada wartawan di sela-sela acara, Selasa 12 September 2023.
Menurut Karlina, RS GPI perlu penambahan ruang perawatan, karena ruangan yang ada sudah tidak memadai untuk menampung jumlah pasien yang terus meningkat.
Direktur RS GPI, dr. Siti Lestariningrum, MARS menyebut sering kali pihaknya terpaksa menolak atau mengirim pasien ke rumah sakit lain, karena ruang perawatan sudah penuh.
Karena itu, RS GPI berencana membangun gedung baru dengan kapasitas 200 tempat tidur. Gedung baru itu nantinya akan diperuntunkkan bagi pasien Non BPJS Kesehatan. Sedangkan dua gedung perawatan yang ada sekarang khusus menangani pasien BPJS Kesehatan. ”Kami akan membangun 3 gedung baru, yakni gedung perawatan, gedung penunjang dan gedung parkir,” kata dr. Ningrum.
Menurut Karlina, kerjasama strategis yang ditandatangani dengan GICTC, antara lain untuk menjajaki kerjasama di bidang kesehatan dengan anggota GICTC di negara manapun, terutama untuk pengembangan RS GPI.
Karlina menyebut masih banyak orang Indonesia pergi berobat ke luar negeri seperti Singapura dan Malaysia. Setelah dipelajari, ternyata mereka tidak hanya sekedar berobat, tapi sekaligus pergi berbelanja.
”Ini yang menjadi tantangan kita, bagaimana kita bisa memenuhi kebutuhan pasien. Atau paling tidak sebelum berobat ke luar negeri, mereka bisa melakukan skrining kesehatan di RS GPI, sehingga tidak perlu lagi menjalani pemeriksaan dari awal begitu sampai di rumah sakit lanjutan di luar negeri. Tentu ini akan mempersingkat waktu proses perawatan,” kata Ketua IWAPI Kota Depok itu.
Ketua GICTC Abdulla Hasan Thakur mengatakan GICTC hadir sebagai platform hub sektor bisnis di seluruh dunia muslim, termasuk pada enam sektor riil ekonomi syariah yaitu sektor makanan dan minuman halal, modest fashion, kosmetika, farmasi, media dan rekreasi, serta pariwisata.
“Kehadiran GICTC menjadi salah satu platform terpadu yang paling revolusioner dan sangat dibutuhkan bagi perekonomian Muslim global,” kata Hasan Takur.
Dia berharap GICTC dapat menjadi wadah untuk menyatukan umat Islam dalam mendukung penciptaan ekonomi berkelanjutan dan komunitas perdagangan Muslim secara global.
Kepala Strategi GICTC ASEAN, Imam Nur Azis mengatakan, program GICTC ini ingin mengkolaborasikan tiga hal. Pertama, GICTC sebagai platform untuk meningkatkan kapasitas para pebisnis di seluruh dunia khususnya pelaku usaha dan pebisnis Muslim
Kedua, GICTC menjadi wadah berbagi ilmu dan meningkatkan jejaring sesama pelaku bisnis, dan ketiga, membangun jaringan kolaborasi pelaku bisnis Muslim untuk meningkatkan perdagangan antarnegara. (and/red)
Comment