DepokRayanews.com- Enam bom siap ledak yang ditemukan di rumah Endang (51), alias Abu Rafi, alias Pak Jenggot, terduga teroris di Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, akhirnya diledakkan polisi di tanah lapang depan stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu (18/5/219).
Ledakan bom itu menyisakan kepulan asap dan sedikit membuat trotoar di bahu jalan raya bergetar. “Ini kalau ditaruh di panci, diisi dengan paku, gotri dan sebagainya lalu ditutup, saat diledakkan akan timbulkan daya dorong yang kuat. Ini yang berbahaya. Paku dan gotri tersebut akan menyebar dan mengenai objek di sekelilingnya,” kata Kapolres Bogor, AKBP Andi M Dicky Pastika, yang memimpin disposal bom hasil buatan terduga teroris Endang.
Mabes Polri menyebut terduga teroris Endang yang diamankan Densus 88 di Nangewer, merupakan jaringan Fikih Abu Hamzah. Kelompok ini dikenal militan dan sangat berbahaya.
“Ini berbeda dengan kelompok JAD Lampung, JAD Bekasi dan JAD Jawa tengah. Dulu kelompok ini memang JAD, tapi sudah pecah menjadi jaringan Firkih Abu Hamzah dan Abu Hamza sendiri saat ini masih berada di Suriah,” kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, di lokasi Sabtu (18/5/2019).
Brigjen Dedi menegaskan, jaringan Endang dikenal lebih militan dan lebih berbahaya dengan kelompok teroris lainnya. Dari data yang dimiliki Polri, jaringan ini sudah melakukan beberapa serangkaian aksi teror bom diantaranya yang terjadi di Mapolres Surakarta pada 5 Juli 2016 silam.
“Mereka lebih berbahaya dan militan pengikut dari Abu Hamzah yang saat ini ada di Suriah. Kelompok ini yang pernah melakukan serangan terorisme dengan sasaran di Polres Surakarta,” kata jenderal bintang satu itu.
Jaringan Firkih Abu Hamzah, menurut Brigjen Dedi, terkoneksi dengan kelompok teroris lainnya yakni mujahidin Indonesia Timur dan kelompok Santoso di Poso.
“Terduga Endang ditangkap setelah pengambangan kasus terorisme di Jawa Tengah. Mereka masih terkoneksi kelompok sana (mujahidin Indonesia Timur dan Poso). Densus melakukan preventives straight dengan menangkap tersangka Endang,” kata Brigjen Dedi.
“Mereka dapat instruksi langsung dari Suriah. Dalam instruksi itu, setiap jaringannya melakukan aksi. Doktrin yang diberikan, aksi saat Ramadan dan secara kebetulan pada 22 Mei (saat aksi people power) nanti pengumuman pemilu dijadikan sasaran untuk memunculkan eksistensinya,” kata Brigjen Dedi. (and)
Comment