DEPOKRAYANEWS.COM- Hafiz cilik asal Langkat, Sumatra Utara (Sumut), Zahran Auzan (13 tahun) belum lama ini juara dua dalam ajang Musabaqah Hafalan Alquran (MHQ) Internasional Tahun 2022 di Arab Saudi.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, mengaku bersyukur atas kemenangan hafiz Indonesia Zahran Auzan yang berhasil mendapatkan juara dua pada Musabaqah Hafalan Alquran Tingkat Internasional di Arab Saudi. Auzan berhasil mendapatkan juara dua pada cabang 30 juz.
“Alhamdulillah, tentu kita bersyukur dan berbahagia atas prestasi tersebut,” kata Kamaruddin.
Kamaruddin mengatakan, Kementerian agama dan Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) terus mengawal dan melakukan pembinaan terhadap hafiz hafizah Indonesia.
Lalu seperti apa profil Zahran Fauzan ?
Zahran ternyata memulai hafalan Alquran semenjak usia empat tahun.
Ayahnya, Ismuddin (43) tak kenal lelah membimbing anaknya menjadi penghafal Alquran. Di samping berprofesi sebagai penjahit, dia menyisihkan waktu yang lebih banyak untuk mengajarkan Alquran kepada Auzan.
“Setelah usia sembilan tahun, dia bisa menghafal sendiri. Paling bertanya Abi, nanti waqaf di mana. Saya bekerja di rumah jadi bisa memantau, menjahit hanya 3-4 jam, cukup untuk menyambung hidup untuk besok, karena yang terpenting untuk anak, yang paling penting kebutuhan pokok ada,” kata Ismuddin.
Ismuddin mengungkapkan, dalam membimbing anaknya tidak ada kesulitan berarti. Hanya saja jika Auzan tengah lelah, maka dia akan berhenti untuk belajar, kemudian memenuhi keinginan anaknya.
Terkadang, Auzan dan ayahnya pergi berjalan-jalan dengan menggunakan sepeda motor agar kembali menemukan suasana hati yang lebih baik lagi.
Adapun Auzan memulai sekolah dari rumah semenjak usia sembilan tahun. Setelah itu, dia menambah hafalan Alquran sebanyak satu hari satu halaman.
“Dia mulai menghafal dari pukul 09.00 sampai zuhur selesaikan satu halaman, atau kalau bisa dihafal satu atau dua jam setelah itu dia bebas bisa ngapain saja. Setelah itu, dia makan, tidur, menjelang Ashar murajaah, setelah maghrib dia bisa murajaah lagi hafalan yang tadi sampai isa, mau tidur murajaah lagi,” kata Ismuddin.
Ismuddin mengatakan, Auzan tidak pernah berlama-lama menonton televisi. Dalam sepekan, dia biasanya dua kali menonton televisi.
Di samping itu, dalam mengikuti perlombaan MHQ di Arab Saudi, Ismuddin mengatakan, Auzan memiliki waktu tiga bulan untuk persiapan. Dia mengungkapkan, LPTQ Sumut memintanya untuk bersiap-siap untuk mengikuti MHQ di Arab Saudi.
“Kami persiapkan diri, maksimal saja, untuk juara gak mikir, yang penting tampil maksimal. Baca Alquran karena Allah, malaikat mendengarkan, manusia yang menilai tidak usah dipikirkan. Walaupun ada banyak tantangan dia bisa maksimal, ada grogi tapi tertutupi,” ucap Ismuddin.
“Mendengar juara dua tidak menyangka, gembira, kalau Allah berkehendak, walaupun bersaing dengan abang-abang usia hampir 25 tahun, nggak ada yang nggak mungkin. Banyak doa restu dan dari Allah, senang, gembira, terharu, Allah berkehendak kepada kita nggak menyangka. Ini juga bisa jadi ujian kalau sombong, lengah pada pujian, sanjungan bisa membahayakan. Jaga pesan itu Auzan untuk tetap istiqamah, ini bisa jadi istidraj,” kata dia.
Di sisi lain, ibunda Auzan, Aminatun Zahriah (42), berhenti mengajar semenjak kelahiran Auzan pada 2009. Dia ingin fokus merawat dan mendidik Auzan. Ismuddin mengingatkan pada Aminatun agar bisa hidup sederhana karena hanya mengandalkan penghasilannya sebagai seorang penjahit.
“Menghafal Alquran saya mulai dari empat tahun dari orang tua langsung. Usia sembilan tahun sudah hafal enam juz, dibimbing sama orang tua sendiri. Kemudian sembilan tahun tidak lagi sekolah, full di rumah selama 1,5 tahun bisa hafal 24 juz. Jadi hafal 30 juz umur 10,5 tahun,” kata Auzan.
Ismuddin mengungkapkan, ke depan Auzan akan terus belajar agar dapat mengikuti perlombaan cabang lainnya seperti musabaqah tafsir Alquran. Menurut dia, membutuhkan waktu dua sampai tiga tahun untuk mempelajarinya. (red/rol)
Comment