Depokrayanews.com- Kepala BPJS Kesehatan Cabang Kota Depok, dr Nurifansyah mengatakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang berjalan sejak 3 tahun lalu menganut prinsip gotong royong.
“JKN itu sebuah upaya gotong royong, yang membangun solidaritas nasional,” kata Nurifansyah pada acara media gathering dengan sejumlah awak media di Depok, Senin (28/11/2016),
Menurut Ifan (panggilan Nurifansyah), jaminan kesehatan sebetulnya menjadi hak semua warga negara. Tapi karena kemampuan negara masih terbatas, maka yang dijamin oleh pemerintah adalah masyarakat kurang mampu melalui program PBI atau penerima bantuan iuran yang dianggarkan melalui APBD.
Sedangkan masyarakat mampu membayar iuran yang terbagi dalam tiga kelas yakni kelas 1, 2 dan kelas 3.
“Dengan program JKN, semua masyarakat Indonesia terlindungi kesehatannya. Yang tidak mampu, dibayarkan oleh pemerintah,” kata Ifan.
Kalau tidak ada JKN dengan prinsip gotong royong, kata Ifan, bisa dibayangkan betapa sulitnya masyarakat miskin hendak berobat. “Yang sakit, ya akan dibiarkan sakit, karena tidak punya dana untuk berobat. Yang punya uang pun kalau terkena penyakit jantung, bisa miskin mendadak. Ada istilah sadikin, sakit sedikit,jadi miskin,” kata Ifan berseloroh.
Ifan melukiskan biaya operasi jantung sebesar Rp 160 juta. Kalau membayar iuran Rp 40 ribu per bulan, butuh waktu berapa tahun untuk bisa mengumpulkan dana Rp 160 juta.
“Tapi dengan prinsip gotong royong, tidak perlu repot-repot menunggu berapa tahun. Begitu sakit, bisa langsung berobat dengan biaya puluhan bahkan ratusan juta. Itulah prinsip gotong royong,” kata dia.
Karena itu, Ifan berharap tidak ada peserta yang menunggak membayar iuran, agar BPJS sebagai pelaksana JKN bisa berjalan lancar. Tapi kalau banyak yang menunggak, program JKN bisa terhambat.
Secara nasional, baru 48 persen perserta JKN mandiri yang membayar iuran bulanan secara rutin.
BPJS menargetkan semua masyarakat Indonesia terlindungi dalam program JKN. Dan BPJS adalah lembaga nirlaba, bukan berorientasi mencari keuntungan, tapi memberikan pelayanan kepada masyarakat
Secara nasional jumlah penduduk Indonesia yang menjadi peserta JKN mencapai 170 juta jiwa.
Sedangkan berdasarkan data Oktober, di Kota Depok, jumlah peserta JKN baru 1.034.000 dari 1,6 juta penduduk Kota Depok, atau sekitar 64 persen.
“Tugas kami bagaimana realisasinya nya mencapai 100 persen di awal Januari 2017,” kata Ifan.
Jumlah iuran kepesertaan JKN yang terkumpul di Depok sebesar Rp 179 miliar, sedangkan klaim kesehatan sudah mencapai Rp 350 miliar.
Secara regional, memang defisit, tapi di BPJS Kesehatan, kata Ifan, tidak mengenal ada listilah defisit, karena ada subsidi silang iuran secara nasional. Begitu juga dengan pembayaran klaim, ada subsidi silang secara nasional.
Ifan mengajak agar masyarakat tidak menunda-nunda kepesertaan JKN supaya mendapat tanggungan jaminan kesehatan dengan baik. “Lindungi diri anda dan keluarga sejak dini. Jadilah peserta JKN selagi sehat,” kata Ifan, (and)
Comment