DepokRayanews.com- Menginap di hotel kapsul menjadi tren gaya hidup di tengah dinamika perkembangan zaman dan fleksibilitas.
Di kotak menyerupai kapsul berukuran sekitar 2×1 meter itu, orang sudah bisa melepas lelah saat bepergian, menikmati fasilitas minimalis namun lengkap, hingga sekadar bersantai dan mendapatkan spot-spot intagramble.
Bagaimana hotel kapsul itu diciptakan? Hingga bagaimana perkembangannya? Yuk, simak fakta unik yang dirangkum kumparan:
Hotel kapsul pertama kali dihadirkan di Osaka, Jepang, pada tahun 1979. Bernama Capsule Inn Osaka, hotel ini didesain oleh arsitek Kisho Kurokawa.
Awal kemunculan hotel kapsul dilatarbelakangi oleh naiknya tarif taksi saat itu, sehingga terlalu mahal bagi orang yang bekerja lembur untuk pulang ke rumah setiap hari.
Saat itu, satu unit kamar di Nakagin Capsule dibanderol senilai 1.900 yen, lebih murah dibandingkan hotel bisnis atau pun tarif taksi jarak jauh.
Setelah dipelopori di Osaka, hotel kapsul selanjutnya dibangun di Tokyo, Kyoto, dan kota-kota besar lainnya. Saat ini, ada lebih dari 300 hotel kapsul yang tersebar di Jepang.
Beberapa dekade setelah Capsule Inn Osaka berdiri, kota-kota di Asia dan Eropa pun banyak mencontoh konsep hotel tersebut. Mulai dari Taipei, Xi’an, Kuala Lumpur, Singapura, bahkan Paris dan Inggris. Karena digemari backpacker, berbagai negara pun menciumnya sebagai ladang emas. Akhirnya hotel kapsul tumbuh bagai jamur di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Hotel Kapsul pertama kali diperkenalkan di Kota Xi’an pada tahun 2012, tak berselang lama hotel kapsul booming dengan cepat di kota-kota di Negeri Tirai Bambu. Namun, China Daily menulis bahwa Pemerintah China pada tahun 2017 menutup operasional Hotel Kapsul seperti di Kota Shanghai, Beijing dan Chengdu karena pertimbangan keselamatan.
Pengelola Hotel Kapsul dinilai belum mampu memenuhi standar keselamatan pengguna saat terjadi musibah kebakaran. Sistem kelistrikan, seperti charging port yang ada di sebelah tempat tidur hotel kapsul dinilai membahayakan orang di dalamnya karena berpotensi memicu kebakaran.
Sementara itu, hotel kapsul sebetulnya lebih dulu masuk ke Indonesia sejak 2006 lalu. Namun, justru baru booming setelah masuk ke Indonesia selama 12 tahun, dengan hotel kapsul yang makin mudah ditemui di berbagai kota. Seperti Hotel Tab Capsule di Surabaya, Bobobox di Bandung, The Capsule Hotel Gajahmada di Semarang, Whiz Capsule Trawas di Mojokerto, QB Capsule Hotel di Bali, KINI Luxury Capsule serta masih banyak lagi.
Tak hanya didirikan oleh pihak swasta saja, BUMN pun turut ambil bagian dalam penggunaan hotel kapsul di RI.
Hal ini terbukti dari berdirinya hotel kapsul di pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) membuat hotel kapsul bernama SNQ Capsule yang dibanderol Rp 100.000 untuk sehari dan Rp 10.000 untuk per jam, minimal 6 jam.
Hotel kapsul Pelabuhan Tanjung Perak tersebut berlokasi di lantai 1 Gedung Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara (GSN). Saat ini, perseroan baru menyediakan jumlah kamar sebanyak 12 capsule single bed.
PT Pelindo III (Persero) saja misalnya, melalui anak usahanya PT Pelindo Properti Indonesia menyediakan 10 unit hotel kapsul di Pelabuhan Tanjung Perak bagi para pemudik. Hotel Kapsul tersebut dapat disewa oleh para pemudik sambil menunggu kedatangan atau keberangkatan kapal. Hotel kapsul yang berada di Pelabuhan Tanjung Perak merupakan produksi dari China. Harga per unit hotel kapsul dibanderol Rp 35 juta.
Pada Agustus 2018 pula, PT Angkasa Pura II (Persero) meresmikan digital airport hotel atau hotel kapsul sebanyak 120 unit di Terminal 3 Kedatangan Domestik, Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten.
Untuk harga sewa digital airport hotel atau hotel kapsul di Terminal 3 Kedatangan Domestik, Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), satu kamar hotel kapsul ini dibanderol sebesar Rp 275.000 per 6 jam dan Rp 375.000 per malam. Khusus di bulan Agustus, pihaknya memberi harga khusus untuk kamar selama 6 jam sebesar Rp 175.000 dan diskon sebesar 50 persen untuk pelanggan yang menginap satu malam.
Arab Saudi Impor Hotel Kapsul untuk Jemaah Haji
Pada 2018 lalu, pemerintah Arab Saudi juga sempat memberikan pelayanan hotel kapsul yang dapat digunakan gratis oleh jemaah saat berada di Mina. Hotel kapsul itu diimpor dari Jepang, dengan harga USD 1.114 dolar atau sekitar Rp 16,2 juta per unit. Setiap jemaah yang menggunakannya, dibatasi maksimal selama 3 jam.
Sama seperti hotel kapsul lainnya, ada dua tipe kapsul yang disediakan yaitu tipe Alpha dan Beta. Kedua tipe kapsul ini memiliki ukuran yang sama yaitu 2×1 meter. Yang membedakan adalah fasilitas TV yang disediakan. Untuk tipe Alpha mendapatkan fasilitas TV berukuran 22 inchi, sedangkan untuk tipe Beta mendapatkan TV berukuran 32 inchi.
Setiap kamar akan dilengkapi dengan kartu akses sebagai kunci layaknya hotel pada umumnya (cardlock). Kartu tersebut harus ditempelkan terlebih dahulu pada kotak sensor untuk membuka pintu kapsul.
Selanjutnya, sama seperti kamar hotel, kartu tersebut harus dimasukkan ke dalam ES switch (Energy Saver Switch) alias saklar yang terletak di dalam kapsul. Sehingga semua fasilitas dalam kamar pun dapat berfungsi. Adapun fasilitas dalam kamar tersebut adalah TV cable dengan earphone, USB charging port, tombol lampu, tombol kipas angin, tombol jam, dan tombol pembuka pintu.
Tentunya, kamar tersebut juga dilengkapi dengan kasur, bantal serta selimut. Sedangkan fasilitas lain yang disediakan adalah free wifi, hot/cold sharing water termasuk peralatan mandi, locker handcarry size, dan layanan 24 jam CCTV.
Capsule Indonesia kini telah resmi membuka penginapan hotel kapsul pertama yang bernama Jakpod Hotel. Hotel ini
terletak di pusat kota Jakarta yaitu Jalan MH Thamrin mulai 21 Januari 2019. Harga penginapan di hotel kapsul ini dibanderol Rp 128 ribu per malam selama masa promo hingga Februari 2019.
Jakpod Hotel memiliki total 76 kapsul dengan rincian 22 kapsul untuk wanita dan 54 kapsul untuk laki-laki, 1 kamar suite (kamar biasa), 17 bilik shower, dan 12 toilet. Di samping itu, ada 2 kapsul dengan ukuran jumbo untuk 2 orang wanita.
Seluruh unit kamar hotel kapsul ini dirancang hanya untuk satu orang. Namun bagi pengunjung yang membawa anak usia di bawah 5 tahun, maka diperbolehkan untuk memesan satu kamar.
Selain itu, pengunjung juga tidak diperbolehkan untuk makan di dalam kapsul. Sebagai gantinya, pihak hotel akan menyediakan area yang dapat digunakan pengunjung untuk santap makan.
Sumber: kumparan.
Comment