Depokrayanews.com- Ketua Asosiasi Rumah Sakit Seluruh Indonesia (ARSSI) Cabang Kota Depok Sjahrul Amri menyatakan anggotanya siap menerapkan keterbukaan informasi dengan memasang dashboard di masing-masing rumah sakit.
Dashboard adalah papan informarsi elektronika atau digital yang berisi informasi ketersediaan tempat tidur di rumah sakit.
“Kami siap untuk menerapkan kebijakan itu,” kata Amri kepada depokrayanews.com. Amri mengakui sudah menerima surat dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok yang meminta setiap rumah sakit wajib memasang dashoard.
Hanya saja, Amri berharap ada bantuan dari pemerintah, agar penyediaan dashboard itu bisa terlaksana secepatnya karena kemampuan setiap rumah sakit berbeda-beda.
“Ya, kalau ada bantuan hardwarenya dari pemerintah, supaya seragam, akan lebih baik, supaya bisa kita jalankan dengan cepat.” kata Amri.
Saat ini di Kota Depok terdapat 20 rumah sakit, 18 diantaranya adalah anggota ARSSI Cabang Depok, karena 2 rumah sakit lain adalah milik pemerintah yakni RSUD Kota Depok dan RS Brimob.
Sebelumnya Kepala Divisi Regional (Divre) IV BPJS Kesehatan Kisworowati pada acara gathering badan udaha yang diselenggarakan BPJS Kesehatan Cabang Depok menegaskan bahwa tahun 2017 semua rumah sakit provider program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) wajib menyediakan dashboard.
“Jadi perlu kami tegaskan mulai tahun depan semua rumah sakit wajib menyediakan dashboard,” kata Kisworo. Dia menyebut semua rumah sakit di Jakarta sudah menyediakan dashboard.
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Lies Karmawati mengatakan pentingnya penyediaan dashboard di setiap rumah sakit.
“Supaya masyarakat dapat mengetahui ketersediaan tempat tidur di rumah sakit. Dengan keterbukaan informasi seperti itu, tidak ada lagi kecurigaan dari keluarga pasien,” kata Lies.
Sampai saat ini baru 3 rumah sakit di Depok yang punya dashboard yakni RSUD Kota Depok, RS Bhakti Yudha dan RS Sentra Medika.
Tapi RS Bhakti Yudha dan RS Sentra Medika belum memasang dashboard seperti ketentuan yang diminta pemerintah, karena masih seperti di front office hotel. Artinya, informasi itu dibuka kalau ada yang bertanya.
Sebelum dashboard itu dipasang di semua rumah sakit, Amri meminta pemerintah dan BPJS melakukan sosialisasi tentang fasilitas di rumah sakit. terutama tentang jenis dan kelas ruangan di rumah sakit sesuai peruntukannya.
Ini, kata Amri, sangat penting supaya tidak ada perbedaan pendapat antara pihak rumah sakit dengan keluarga pasien tentang ketersediaan tempat tidur.
“Jadi kalau ada informasi tempat tidur yang kosong, bukan berarti secara otomatis bisa dipakai, karena harus disesuaikan dengan jenis penyakit pasien, poli anak atau dewasa, jenis kelamin dan sebagainya. Semuanya harus disesuaikan,” kata Amri.
Amri berharap masyarakat diberikan pengetahuan dan pemahaman soal itu, agar semua bisa berjalan lancar
“Kalau tidak, keluarga pasien tiba-tiba bisa protes, karena di dashboard tersedia tempat tidur, tapi pihak rumah sakit mengatakan penuh, karena penyakit pasien tidak sesuai dengan ruang atau kamar yang tersedia. Pasien kan tidak boleh dicampur canpur begitu saja, harus sama jenis penyakitnya,” kata Dirut RS Bhakti Yudha itu. (and)
Yg dimaksud friendly city apa definisinya pak Wali?Apakak sudah di terjemahkanoleh dinas2 terkait secara operasional atay belum?dan ba ru sebatas wacana pak Wali?