Depokrayanews.com– Hampir semua orang Indonesia tahu merek sepatu Bata, mulai dari usia diatas 70 tahun sampai anak-anak masa kini. Merek Bata merupakan salah satu merek alas kaki ternama yang terkenal dengan kualitasnya yang baik. Mau masuk sekolah atau pun di saat-saat mau lebaran, salah satu yang dicari adalah sepatu Bata. Begitu favotirnya Sepatu Bata kala itu.
Bata pernah meraih kejayaannya selama beberapa dekade. Namun, popularitasnya mulai tergerus akhir-akhir ini. Bahkan PT Sepatu Bata (BATA) yang memproduksi alas kaki kenamaan tersebut telah resmi menutup pabriknya di Purwakarta. Langkag pahit itu terpaksa diambil manajemen, karena kondisi keuangan yang terus memburuk. Jumlah produksi jauh lebih banyak dari permintaan.
Penurunan kinerja operasional itu membuat manajemen PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mencari strategi untuk memperkuat posisi keuangan. Penjualan aset menjadi pilihan di tengah kondisi bisnis yang merugi.
Dalam keterbukaan informasi, pada Kamis 7 Maret 2024, manajemen menjual Graha Bata, sebuah gedung kantor pusat BATA di Jakarta Selatan. Nilai transaksi mencapai Rp64 miliar terdiri dari aset tanah dan bangunan.
Aset ini terdiri dari enam lantai dengan luas keseluruhan bangunan sebesar 4.239,43 m2, yang berdiri di atas tanah seluas 1.993 m2 yang dikenal dengan nama Graha Bata, beralamat di Jalan T.B. Simatupang Nomor 28 (dikenal juga dengan alamat Jalan R.A. Kartini Kav. 28).
Pembeli gedung yang digunakan sebagai kantor pusat dan administrasi BATA adalah PT Simatupang Jaya Realty (SJR).
Manajemen mengatakan penjualan ini ditujukan untuk memperkuat posisi keuangan perseroan dengan melunasi sebagian pinjaman berbunga dan mengurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan pengelolaan properti.
“Sehingga alokasi dana dari keuntungan Perseroan dapat dipergunakan untuk mendukung pertumbuhan bisnis Perseroan,” kata manajemen.
Pemilihan aset properti yang dijual (Graha Bata) juga dilakukan untuk efisiensi dengan memperhatikan luasan gedung, yang dinilai sudah jauh melebihi kapasitas yang diperlukan untuk jumlah pegawai yang ada. Sebegitu sulitnya kondisi keuangan PT Sepatu Bata.
Padahal, Bata memiliki sejarah panjang dalam industri alas kaki di Indonesia. Sejak pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1931, Bata sukses menjadi salah satu sepatu favorit.
Siapa sebenarnya yang punya Bata ?
Banyak yang mengira Bata adalah produk dalam negeri. Padahal, produk alas kaki yang satu ini berasal dari Ceko, dengan pendirinya sebuah keluarga bernama Tomas, Anna, dan Antonin Bata.
Merek Bata merupakan salah satu merek alas kaki ternama yang terkenal dengan kualitasnya yang baik. Bata pernah meraih kejayaannya selama beberapa dekade.
Keluarga Bata ini telah mengoperasikan sekitar 4 unit bisnis internasional yakni Bata Eropa, Bata Asia Pasifik-Afrika, Bata Amerika Latin, dan Bata Amerika Utara.
Produk mereka juga sudah hadir di lebih dari 50 negara di seluruh dunia dan sudah berhasil menjual miliaran pasang sepatu sejak pertama kali berdiri.
Nama lengkap perusahaan Bata adalah T&A Bata Shoe Company. Dengan letak kantor pusat yang berada di negara Switzerland tepatnya di Kota Lausanne.
Masuknya Bata ke Indonesia dimulai dengan kerja sama Bata dengan NV, Netherlandsch-Indisch, sebagai importir sepatu beroperasi di Tanjung Priok.
Sekitar 6 tahun setelahnya, Tomas Bata mendirikan pabrik Sepatu di tengah perkebunan karet di area Kalibata, selanjutnya produksi sepatu terjadi mulai tahun 1940.
Bata termasuk ke dalam daftar pabrik terbesar di Indonesia, memiliki spesialisasi produk sepatu yang dapat digunakan oleh semua kalangan dari dalam dan luar negeri. (mad/ril)
Comment